Controh Skripsi Manajemen Pendidikan Islam

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM INOVASI LEMBAGA PENDIDIKAN
DI SMP AL-YASINI KRATON PASURUAN


SKRIPSI


Oleh :
MUHAMMAD SOFIYULLOH
NIM : 20112010071
NIRM : 2011.4.141.0020.1.00070



Logo STAINU - Rev 15






PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
STAINU MALANG
2015


 

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM INOVASI LEMBAGA PENDIDIKAN
DI SMP AL-YASINI KRATON PASURUAN



SKRIPSI




Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Manajemen Pendidikan Islam







Oleh :
MUHAMMAD SOFIYULLOH
NIM : 20112010071
NIRM : 2011.4.141.0020.1.00070












PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
STAINU MALANG
2015

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Lengkap            : Muhammad Sofiyulloh
Tempat Tgl lahir          : Pasuruan, 16 April 1991
Program Studi             : Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
NIM/NIMKO             : 20112010071

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri; bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau bisa dibuktikan skripsi ini hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi dari perbuatan tersebut.

Malang, 30 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan

Materai 6000

Muhammad Sofiyulloh


PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM INOVASI LEMBAGA PENDIDIKAN
DI SMP AL-YASINI KRATON PASURUAN





SKRIPSI





Oleh :
MUHAMMAD SOFIYULLOH
NIM : 20112010071
NIRM : 2011.4.141.0020.1.00070




Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Malang, 30 Agustus 2015
Dosen Pembimbing,





DUKI, S.Ag, M.A.






PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
STAINU MALANG
2015




HALAMAN PENGESAHAN



Skripsi ini telah dipertahankan di depan dewan penguji skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Malang dan telah diterima serta memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S-1) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Pada hari         : Ahad
Tanggal           : 30 Agustus 2015


Tim Penguji
Ketua,





PUJIONO, M.Pd.I
Sekretaris,





DUKI, S.Ag, M.A.


Penguji Utama,





Drs. BADRUS SALAM, M.Ag


Mengetahui,
Ketua STAINU Malang





PUJIONO, M.Pd.I

Mengesahkan,
Kaprodi Manajemen Pendidikan Islam





ZAENAL FANANI, M.Pd.I

PERSEMBAHAN


Alhamdulillah, Puji Syukur hanya untuk-Mu, Engkau Dzat yang maha memberi Petunjuk, yang telah memberikan jalan kemudahan demi tuntasnya Tugas akhir mahasiswa ini, izinkan kami mempersembahkan Karya tulis ini untuk :

Ibu dan Ayah yang telah memberikan Do’a dan dukungannya selama menuntut ilmu, kasih sayangnya tak bisa dibalas dengan apapun, Rahmatilah  mereka Ya Rabb! Seperti dia mengasihiku sewaktu kecil.

Mahaguruku yang tanpa lelah memberikan semua ilmunya untukku, mulyakanlah mereka Ya Rab, seperti Engkau memulyakan Nabi Mu.

Istriku Qurotin A’yuni  dan anakku Muhammad Ali Al Aziz yang menjadi penyejuk mataku, jadikanlah mereka ya Rab, hambamu yang sholeh- sholihah, sebagai Pemimpin umat di jalan yang di Ridhoi oleh Mu.

Sahabat-sahabat seperjuangan, yang menjadi pelipur lara dikala hati susah, cukupkanlah rizki mereka, karna Engkau Maha Pemberi Rizki.

Ampunilah hambamu yang berlumur dosa ini dan terimalah Do’a serta amal Ibadah kami sebagai bekal kelak menghadapMu, jika bukan kepadaMu maka  kepada siapakah kami memohon, maka ijabahilah do’a kami.
Amiin

MOTTO




...اَلْمُحَافَظَةُ عَلَى القَدِيِمِ الصَالَح وَالأخذُ بِالجَدِيدِ الأَصلَحِ...


Menjaga tradisi lama yang yang masih relevan, dan mengambil hal baru/inovasi yang lebih baik.
Qaedah/Maqolah Nahdhotul Ulama’(NU)



































KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, Segala puji syukur bagi Allah SWT, penguasa seluruh penjuru alam semesta yang telah menciptakan keagungan dan keindahan dalam kehidupan umat manusia, karena atas rahmat, nikmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW. beserta keluarga dan para sahabat, semoga kelak kita termasuk umat yang mendapatkan syafa’at beliau kelak di hari kiamat, Amin. Seiring dengan itu penulis sangat berterima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, karena tanpa cinta dan do’a mereka juga jerih payahnya skripsi ini tidak bisa selesai dengan lancar.
Keberhasilan skripsi ini juga tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah membantu penulis, baik berupa bimbingan, tenaga, materi, maupun motivasi. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut, diantaranya:
1.      Bapak Pujiono, M.Pd.I selaku ketua STAINU Malang.
2.      Bapak Zaenal Fanani, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan progam studi Manajemen  Pendidikan Islam  STAINU Malang.yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
3.      Bapak Duki, S.Ag, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis demi terselesaikannya skripsi ini
4.      Seluruh Dosen khususnya di STAINU Malang yang telah membimbing serta mentransfer keilmuannya kepada penulis selama menjadi Mahasiswa di jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
5.      Seluruh Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Al-Yasni Kraton, khususnya bapak Suhaemi, M.Pd yang telah mengizinkan dan bersedia menerima kami untuk melakukan penelitian
6.      Seluruh Sahabat-sahabatku, khususnya sahabat STAINU malang seperjuangan, semoga kita selalu diberkahi.

Dengan iringan do’a semoga amal baik tersebut di atas senantiasa mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

                                                                                   
Penulis

Muhammad Sofiyulloh
























DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................       i
Lembar Pernyataan Peneliti dari Plagiat..................................................................      ii
Lembar Persetujuan.................................................................................................     iii
Lembar Pengesahan.................................................................................................     iv
Halaman Persembahan.............................................................................................      v
Halaman Motto........................................................................................................     vi
Halaman Kata Pengantar.........................................................................................    vii
Halaman Daftar Isi..................................................................................................     ix
Halaman Daftar Tabel..............................................................................................     xi
Halaman Daftar Lampiran.......................................................................................    xii
Abstrak ...................................................................................................................   xiii

Bab I : Pendahuluan................................................................................................      1
1.1. KontekPenelitian..................................................................................      1
1.2. Fokus Penelitian....................................................................................      5
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................      6
1.4. Kegunaan Penelitian.............................................................................      6
1.5. Definisi operasional Penelitian..............................................................      7

Bab II : Kajian Pustaka............................................................................................      8
2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu..........................................................      8
2.2. Kajian Teoritis.......................................................................................    10
       2.2.1. Peran Kepala Sekolah.................................................................    10
       2.2.2. Konsep Inovasi Pendidikan........................................................    16
2.3. Kerangka  Berfikir................................................................................    32

Bab III : Metode Penelitian.....................................................................................    33
  3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.........................................................    33
  3.2. Kehadiran Peneliti..............................................................................    33
  3.3. Setting Penelitian................................................................................    34
  3.4. Sumber Data.......................................................................................    35
  3.5. Teknik Pengumpulan Data..................................................................    36
         3.5.1.  Obserfasi (Pengamatan)...........................................................    36
         3.5.2. Wawancara (Interview)............................................................    36
         3.5.3.  Dokumentasi............................................................................    37
  3.6. Analisis Data.......................................................................................    38
  3.7. Pengecekan Keabsahan Data..............................................................    40

Bab IV : Paparan Data dan Pembahasan Hasil Penelitian.......................................    42
4.1. Paparan Data.........................................................................................    42
     4.1.1. Objek Kajian ................................................................................    42
        4.1.1.1. Kondisi Geografis............................................................    42
        4.1.1.2. Visi Misi dan Tujuan........................................................    45
        4.1.1.3. Program Unggulan ..........................................................    52
        4.1.1.4. Keadaan Guru dan Karyawan.........................................    53
        4.1.1.5. Kondisi Siswa..................................................................    60
        4.1.1.6. Struktur SMP Al-Yasini Kraton......................................    65

4.1.2. Inovasi yang telah dikembangkan SMP Al-Yasini Kraton.........    66
        4.1.2.1. Inovasi Kurikulum...........................................................    66
        4.1.2.2. Inovasi Sarana dan Prasaran............................................    67
        4.1.2.3. Inovasi Keuangan ...........................................................    69
        4.1.2.4. Inovasi Strategi Pembelajaran..........................................    70
        4.1.2.5. Inovasi Pengelolaan Siswa...............................................    70
        4.1.2.6. Inovasi Tenaga Guru........................................................    71
        4.1.2.7. Inovasi Hubungan Masyarakat........................................    72

4.1.3. Peran Kepala SMP Al-Yasini dalam Inovasi Pendidikan ..........    73
        4.1.3.1. Selalu BerInovasi.............................................................    74
        4.1.3.2. Memberikan kebebasan berpendapat...............................    74
        4.1.3.3. Memberikan beasiswa bagi Guru dan Pegawai ..............    75
        4.1.3.4. Membentuk Tim Smart Guys...........................................    75
        4.1.3.5. Melaksanakan Supervisi...................................................    75
        4.1.3.6. Memberikan Tauladan.....................................................    76
        4.1.3.7. Memberikan Motivasi......................................................    76
        4.1.3.8. Menerapkan Reward and Punishment.............................    76
      
4.2. Temuan Penelitian ................................................................................    77
4.2.1.Inovasi yang telah dikembangkan SMP Al-Yasini Kraton..........    77
4.2.2.Peran Kepala SMP Al-Yasini dalam Inovasi Pendidikan ...........    78

            4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................    80
4.3.1.Inovasi yang telah dikembangkan SMP Al-Yasini Kraton..........    80
4.3.2.Peran Kepala SMP Al-Yasini dalam Inovasi Pendidikan ...........    82

Bab V : Penutup .....................................................................................................    87
5.1. Kesimpulan ..........................................................................................    87
5.2. Saran ....................................................................................................    87

Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran









DAFTAR TABEL
TABEL
KETERANGAN
HALAMAN
Tabel I
Program Unggulan SMP AL-Yasini Kraton
52
Tabel II
Data Guru SMP Al-Yasini Kraton
59
Tabel III
Perkembangan Siswa SMP Al-Yasini Kraton
63
Tabel IV
Daftar prestasi siswa SMP Al-Yasini Kraton tahun 2007-2014
64
Tabel V
Daftar Gedung SMP Al-Yasini Kraton
67
Tabel VI
Daftar Sarana  SMP Al-Yasini Kraton
68
Tabel VII
Temuan Hasil Penelitian
78





DAFTAR LAMPIRAN


No
Jenis Lampiran
1
Surat ijin penelitian
2
Surat keterangan penelitian
3
Kartu bimbingan skripsi
4
Instrumen Penelitian/wawancara
5
Profil SMP Al-Yasini Kraton
6
SK Tim Smart Guys
7
Foto kegiatan dan penelitian

























ABSTRAK

Sofiyulloh, Muhammad. 2015. “Peran Kepala Sekolah Dalam Inovasi Lembaga Pendidikan Di SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan.” Skripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Malang. Dosen Pembimbing: Duki, S.Ag, M.A.

Kata Kunci: Inovasi, Lembaga Pendidikan, Kepala Sekolah

Dinamika dunia pendidikan saat ini, sekolah swasta mengalami tantangan yang sangat berat. Masyarakat pada umumnya sering kali memandang sebelah mata sekolah swasta dan lebih dominan  menyekolahkan anaknya ke sekolah Negeri karna dianggap lebih berkwalitas dan diakui oleh pemerintah . Masyarakat menganggap sekolah swasta kurang profesional, fasilitas kurang lengkap, dan bahkan dianggap manajemen sekolah swasta belum terorganisasi dengan baik. Untuk merubah pandagan tersebut, maka perlu adanya Inovasi dalam dunia Pendidikan. SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan adalah salah satu Sekolah swasta yang mengembangkan Inovasi lembaga pendidikan.

Penelitian ini bertujuan: 1) Mendiskripsikan tentang Inovasi  yang telah di kembangkan oleh SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan. 2) Mengetahui Peran Kepala SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan dalam  melaksanakan inovasi pendidikan.  Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif yaitu data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, cacatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realitas empiris dibalik fenomena yang ada secara mendalam, rinci dan tuntas.

Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan 1). Inovasi yang telah dikembangkan kepala SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan mengalami perkembangan yang sangat pesat yang meliputi: kurikulum, sarana dan prasarana, keuangan, dan strategi pembelajaran; pengelolaan siswa, guru, dan hubungan masayarakat. 2) Peran kepala SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan dalam melaksanakan Inovasi Pendidikan adalah dengan slalu berInovasi, memberikan kebebasan berpendapat, memberikan Beasiswa, membentuk tim Smart Guys, melaksanakan Supervisi, memberikan Tauladan, memberikan Motivasi, serta menerapkan Reward and Punishment.



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Kontek Penelitian
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses  pembelajaran dan cara lain yang dikenal dan diakui oleh  masyarakat. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu  tujuan Negara Indonesia.[1]
Kualitas pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ikut menentukan kualitas pendidikan. Sebagai relevansinya guru dituntut melakukan pengajaran yang efektif karena gurulah sebagai pelaksana utama (ujung tombak) dalam proses belajar mengajar.
1
Kita menyadari dalam dinamika dunia pendidikan saat ini, sekolah swasta mengalami tantangan yang sangat berat, yakni masyarakat sering kali memandang sebelah mata sekolah swasta dan lebih dominan menyekolahkan anaknya ke sekolah Negeri karna dianggap lebih berkwalitas dan diakui oleh pemerintah . Bertolak dari pandangan  di atas bahwa sekolah swasta dianggap kurang berkwalitas memang cukup beralasan, masyarakat menganggap sekolah swasta kurang profesional, fasilitas kurang lengkap, danem di bawah rata–rata, out put tidak mampu berkompetisi dengan yang lain, dan bahkan dianggap manajemen sekolah swasta belum terorganisasi dengan baik.
Hal ini disebabkan oleh peran Kepala Sekolah yang kurang optimal dalam menggerakkan, mempengaruhi, mendorong, dan memanfaatkan sumber daya yang ada baik materiil, non materiil yang ada. Manajemen yang diterapkan seorang pemimpin (kepala sekolah) ala kadarnya, sehingga sekolah tidak dapat berkembang secara baik dari aspek kualitas dan kuantitas, maka dari itu lembaga pendidikan harus ber Inovasi agar tetap eksis dan mampu bersaing.
Allah berfirman dalam surat Ar-Ra'd ayat 11 :
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”

Jadi inovasi itu tidak muncul dengan sendirinya, tetapi kita harus mengupayakan inovasi tersebut agar kita dapat berubah kearah yang lebih baik, bukan menyerahkan semua kepada taqdir, manusia harus berusaha, Allah lah yang menetukan.
Inovasi pendidikan oleh pemerintah adalah pemberlakuan kurikulum 2006  Pemberlakuan tersebut, dalam rangka mencari terobosan baru untuk kualitas pendidikan, agar menguasai ilmu agama dan ilmu umum secara seimbang. Realitas dilapangan menunjukan bahwa pemberlakuan ini, tidak direspon baik oleh pengelola madrasah, sehingga inovasi/pembaharuan madrasah berjalan lambat.
Kepala sekolah seharusnya dapat memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh dari itu ditengarai bahwa keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah. Beberapa diantara kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa, kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah mereka.[2]
Dari berbagai masalah dan kelemahan sekolah yang ada, khususnya SMP  swasta, ada SMP swasta yang sudah mengaktualisasikan diri kembali, dan mengembalikan dirinya sebagai lembaga yang favorit, alternatif, dan teladan yang dapat memberikan wahana pembaharuan dan pencerahan bagi lembaga pendidikan swasta masa depan, yaitu SMP Al-Yasini  Kraton.
Menurut data dan fakta SMP Al-Yasini  Kraton pada tahun 2009 hanya dapat memperoleh 2 rombel, namun pada tahun 2010 perolehan siswa baru naik 100% menjadi 4 Rombel, dimana pada tahun 2009-2010 adalah masa pergantian kepala sekolah, seperti yang terlihat dalam grafik di bawah ini:
Perkembangan Inovasi di SMP Al-Yasini Kraton
 

Banyak
 


Sedikit
Sumber Dokumentasi Sekolah
                                2012/2013      2013/2014     2014/2015

Terkait dengan upaya pembenahan dan peningkatan sekolah dari persoalan-persoalan seperti diuraikan di atas, Sangat menarik jika diadakan penelitian (research) terhadap fenomena keberhasilan salah satu lembaga pendidikan Swasta yang ada di Pasuruan ini, yaitu SMP Al-Yasini  Kraton. Fenomena apa yang ada pada SMP Al-Yasini  Kraton menjadi lembaga Inovatif dan Unggul di kabupaten Pasuruan?                                                                                                
SMP Al-Yasini Kraton mengalami perkembangan, dan keberhasilan dalam waktu yang cukup relatif singkat, tidak terlepas dari peran kepala sekolah dalam membuat kebijakan dalam pengelolaan lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Pandangan ini secara teoritik dan lapangan dibenarkan, kunci keberhasilan pendidikan sangat tergantung Kepala sekolah. kecerdasan, kepiawian, dan kekreatifan seorang kepala sekolah merupakan kunci sekolah akan berhasil. kepala sekolah merupakan top leader dari suatu lembaga pendidikan. Sehingga mati hidupnya suatu lembaga pendidikan salah satunya ditentukan oleh  perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam mempengaruhi bawahannya untuk bekerja keras untuk melaksanakan inovasi pendidikan demi kemajuan lembaga pendidikan yang telah digagas bersama.
Dari sifat-sifat kepribadian seperti tersebut di atas, seorang kepala sekolah hendaknya memiliki ilmu pengehatuan dan kecakapan yang sesuai dengan bidang-bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tanpa memiliki sifat-sifat serta pengetahuan dan kecakapan seperti diuraikan di atas, sukarlah baginya untuk dapat menjalankan peranan kepemimpinan yang baik dan diperlukan bagi kemajuan sekolahnya.[3]Dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti tentang  “Peran Kepala Sekolah Dalam Inovasi Lembaga Pendidikan di SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan”.

1.2. Fokus Penelitian
Fokus utama penelitian ini peran kepala sekolah dalam proses pelaksanaan inovasi pendidikan. diuraikan dalam rumusan dan batasan penelitian sebagai berikut :
1.      Apa saja inovasi  yang telah di kembangkan oleh SMP Al-Yasini Kraton?
2.      Bagaimana  peran Kepala SMP Al-Yasini Kraton dalam melaksanakan inovasi lembaga pendidikan?

1.3.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan Fokus Penelitaian di atas, tujuan penelitian ini adalah ingin mendiskripsikan tentang:
1.      Inovasi  yang telah di kembangkan oleh SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan.
2.       Peran Kepala SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan dalam melaksanakan inovasi lembaga pendidikan

1.4. Kegunaan Penelitian
a.    Manfaat secara teoritik
Bagi Mahasiswa merupakan salah satu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu dalam penelitian, selanjutnya akan dapat memberikan khasanah agama perbendaharan karya ilmiah untuk pengembangan ilmu pendidikan khususnya STAINU Malang pada masa akan datang.
b.   Manfaat Secara Praktis
      Sedangkan hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan memberikan manfaat atas guru, siswa, peneliti, masyarakat sebagai berikut:
1)        Bagi Mahasiswa sadalah sebuah aspek tercapainya tujuan akademika fakultas Tarbiyah STAINU Malang supaya mendapat gelar strata satu (S 1) di bidang ilmu majaemen pendidikan pada fakultas Tarbiyah MPI SATAINU Malang.
                   Dapat melatih diri melakukan penelitian dan mendapat pengalaman dalam rangka memperluas wawasan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan strategi atau cara yang tepat dalam proses pembelajaran.
2)        Sebagai bahan masukan Kepala Madrasah  untuk dapat mengembangkan Inovasi Lembaga Pendidikan di SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan.
3)        Bagi masyarakat dapat memberikan informasi tentang perkembangan Inovasi di SMP Al-Yasini Kraton sebagai refrensi sekolah Inovatif.

1.5. Definisi Operasional

Peran                                       : Pemeran/Pelaku [4]
Kepala Sekolah                       : Pemimpin di suatu madrasah/sekolah[5]
Inovasi Lembaga Pendidikan  : Pembaharuan, pengenalan terhadap hal-hal yang masih baru. Dalam suatu badan atau organisasi yang mempunyai tujuan jelas dalam bidang keilmuan atau pendidikan.6



[1] UURI No.20 Th 2003 tentang  SPN, (Jakarta: Sinar Grafika), 37
[2] Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Cet 3, (Jakarta: Grafindo Persada,  2002), 81-83
[3] M.Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, Cet 13, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1991), 79
[4] M. Dahlan Yacub Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya : Arkola, 2001), 585
[5] M.Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, Cet 13, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1991), 327
6 Ibid., 303




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Sebelum dilakukannya Penelitian ini telah ada beberapa Penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini di antaranya :
1)      Peran Kepala Sekolah dalam Penanaman Nilai- Nilai Agama Islam di SMK Negeri 4 Malang, oleh Miftah Kusuma Dewi 2010 NIM. 06110051  Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
2)      Peran Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam Sebagai Budaya Sekolah. Oleh Ellya Rahmawati 2010 NIM. 04110160  Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
3)      Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Usaha Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di SDN Kedung Rawan I Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Oleh Eli Setiyawati 2008 NIM. 03140055 Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama UIN Malang.
4)      Peran dan Fungsi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SMA Negeri 1 Kepanjen. Oleh Jamiat Nuryadi 2011 NIM. 07110185 Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
5)      “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Manajemen Pembelajaran Di Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Al Khoiriyah Gondanglegi Malang”, Oleh Maftucha 2012 NIM. 08140001. Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dari lima penelitian di atas belum ada yang meneliti tentang Peran Kepala Sekolah Dalam Inovasi Lembaga pendidikan. Walaupun ada pokok permasalahannya yang sama, namun di SMP Al-Yasini Kraton ada perbedaan yang mendasari penelitian tersebut yaitu adanya Program Unggulan yang menjadikan sekolah tersebut Unggul dibidang tertentu, yaitu program Kelas berbasis Saintek, kelas tersebut dikhususkan bagi siswa berprestasi di Sekolah Dasar agar lebih menguasai ilmu sains dan teknologi.
Menurut asumsi penulis, Peran Kepala Sekolah Dalam Inovasi Lembaga Pendidikan ini sangat penting adanya karena sekolah akan terlihat Unggul apabila memiliki inovasi-inovasi baru. dan bagaimana inovasi itu diwujudkan atau direalisasikan. Maka dari itu penulis ingin mengupas  tentang bagaimanakah Peran Kepala sekolah dalam inovasi di lembaga pendidikan khususnya di SMP Al-Yasini Kraton.




2.2. Kajian Teoristis
  2.2.1. Peran Kepala Sekolah
 Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah mempunyai 7 fungsi utama, yaitu:[1]
 1.    Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)        
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
      2.    Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
      3.    Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
      4.    Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
            Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim mengemukakan bahwa  menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
      5.   Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.
      6.  Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan
       7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan, yaitu : “Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota, menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.”[2]
Penjabarannya adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama
2.      Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan diperhitungkan dan bertujuan.


3.      Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
4.     Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang harmonis.
5.      Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik buruk kelompok yang dipimpinnya.
6.      Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap kelompoknya.
7.      Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.



8.      Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang dilakukan atas nama kelompoknya.
9.      Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-citakan.
10.  Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak buahnya.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di atas sama seperti apa yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita “Ki Hadjar Dewantara”, mengatakan bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani.
2.2.2. Konsep Inovasi Pendidikan
Inovasi berarti pembaharuan. Kata “innovation” dari bahasa Inggris sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan.[3] Bahasa Indonesia menjadi inovasi. Inovasi terkadang dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu penemuan. Kata penemuan sering digunakan terjemah bahasa Inggris discovery, dan invention. Kata innovation, discovery, dan invention mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada.
Menurut Miles inovasi ialah macam-macam “perubahan” genius. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus untuk mencapai tujuan-tujuan sistem. Jadi perubahan ini dikehendaki dan direncanakan.
Definisi inovasi diatas, oleh para ahli tidak ada perbedaan mendasar tentang pengertian inovasi antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa inovasi ialah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Hal yang baru itu dapat berupa hasil inversi atau diskoversi yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok masyarakat. Jadi inovasi adalah bagian dari perubahan sosial.
Hal yang mempengaruhi cepat lambatnya penerimaan inovasi sebagai berikut:[4] (a) Keuntungan relatif, yaitu sejauhmana dianggap menguntungkan bagi penerimanya, (b) Kompatibel, kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman, dan kebutuhan penerima, (c) Kompleksitas, tingkat kesukaran inovasi. Inovasi yang mudah akan cepat diterima, (d) Triabilitas, dapat dicoba atau tidak, inovasi yang dapat dicoba akan cepat diterima, (e) Dapat diamati, inovasi yang mudah diamati akan cepat diterima.
Dari pandangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa inovasi adalah hal yang baik dalam rangka meningkatkan kwalitas pendidikan, diawali dengan sederhana kemudian diteruskan dengan gagasan besar. Yang terpenting dalam implementasi inovasi adalah kepercayaan diri yang tinggi dan berjuang dengan ikhlas.
Pandangan inovasi diatas dapat dijadikan benang merah, inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil inversi atau diskoversi, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Inovasi mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Lembaga kependidikan tidak boleh terpesona oleh sarana yang ada : metode dan teknik lama yang menekankan hafalan harus dibenahi. Oleh karena berbagai hal, maka lembaga pendidikan harus mampu membuat program yang efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan.
Pendidikan adalah suatu sistem. Maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti Sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Inovasi pendidikan tidak datang dengan sendirinya, kita harus mengupayakannya. Kalau tidak, pendidikan kita akan tertinggal oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat ini. Bahwa inovasi pendidikan harus dapat melewati empat tahapan:[5]
a.                  The increase in work load (pertambahan beban kerja) artinya inovasi dan eksperimen harus sudah dipikirkan jauh sebelumnya agar bisa menggantikan hal yang sudah usang, bukan pada waktu krisis sedang menimpa, baru sibuk mencari jawabannya.
b.                  Mempersiapkan diri dengan mempertinggi keahlian dalam rangka Loss of confidence (kehilangan kepercayaan), artinya guru harus menerima dan mengembangkan ide-ide baru, sehingga tidak canggung dan berdiam diri.
c.                  The period of confusion (masa kacau) artinya sebelum arah inovasi yang diserap jelas tujuannya, bisa saja timbul kekacauan, tetapi dalam hal ini masih dalam batas-batas yang dapat ditanggung oleh para pengajar.
d.                 The Blacklash, artinya apabila ada kasus-kasus yang timbul, misalnya rumus evaluasi hendaknya dipecahkan menurut upaya inovasi.
Inovasi pendidikan dalam komponen pendidikan atau sosial adalah sebagai berikut:
1.                  Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial tentu menentukan personal/orang sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personal, misalnya : peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, peraturan tata tertib siswa dan sebagainya.
2.                  Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berupa jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya : Berapa rasio guru siswa pada suatu Sekolah (dalam sistem pamong pernah diperkenalkan, inovasi 1 : 27  =  satu guru dua puluh tujuh siswa.
3.                  Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan tentu mendayagunakan berbagai sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang dengan komponen ini, misalnya : perubahan pengaturan ruangan, kelas, perlengkapan peralatan laboratorium bahasa, CCTV (TVST – Televisi Siaran Terbatas), dan sebagainya.
4.                  Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya : pengaturan waktu belajar (semester, catur wulan), pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan siswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya dan sebagainya.
5.                  Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya perubahan perumusan tujuan tiap jenis Sekolah (rumusan tujuan TK, MI (SD) disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
6.                  Prosedur. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya penggunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran invidual, kelompok dan sebagainya.
7.                  Peran yang diperlukan. Dalam sistem pendidikan diperlukan kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini ; peran guru sebagai pemakai media (maka diperlukan ketrampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
8.                  Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan petugas. Kesamaan wawasan dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan akan mempercepat tercapainya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini : wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan ketrampilan proses, perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum SD (MI) yang disempurnakan.
9.                  Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada kejelasan hubungan antar bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan : diadakan perubahan pembagaian tugas antar seksi di kantor Depag dan mekanisme kerja antar seksi, di Sekolah Ibtidaiyah diadakan perubahan hubungan kerja antar guru bidang studi dan tata usaha tentang pengadministrasian nilai siswa.
10.              Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam beberapa hal harus berhubungan atau bekerjasama dengan sistem yang lain. Inovasi yang relevan dengan bidang ini: Dalam usaha pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bekerjasama dengan Depkes. Kedua hubungan diatas dalam konteks luas adalah hubungan masyarakat (public relation) dalam bidang pendidikan.
11.              Strategi. Strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Adapun pola strategi sebagai berikut :
1)                 Desain. Ditemukannya suatu inovasi dengan perencanaan penyebarannya berdasarkan suatu penelitian dan observasi atau hasil penilaian terhadap pelaksanaan sistem pendidikan yang sudah ada.
Kesadaran dan perhatian. Suatu potensi yang sangat menunjang berhasilnya inovasi ialah adanya kesadaran dan perhatian sasaran inovasi (baik individu maupun kelompok) akan perlunya inovasi. Berdasarkan kesadaran itu mereka akan berusaha mencari informasi tentang inovasi.
2)                 Evaluasi. Para inovator mengadakan penilaian terhadap inovasi tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan, tentang kemungkinan dapat terlaksananya sesuai dengan kondisi dan situasi, pembiayaannya, dan sebagainya.
3)                 Percobaan. Para inovator mencoba menerapkan inovasi untuk membuktikan apakah memang benar inovasi yang telah dinilai baik itu, dapat diterapkan seperti yang diharapkan. Jika ternyata berhasil maka inovasi akan diterima dan terlaksana dengan sempurna strategi inovasi yang telah direncanakan.
Inovasi termasuk bagian dari perubahan sosial, dan inovasi pendidikan merupakan bagian dari perubahan sosial. Dalam rangka peningkatan peningkatan kwalitas Sekolah, inovasi lembaga pendidikan adalah keharusan. Hal-hal yang perlu diketahui oleh kepala Sekolah, guru tentang inovasi adalah faktor yang mempengaruhi inovasi lembaga pendidikan, perencanaan inovasi lembaga pendidikan, model inovasi lembaga pendidikan petunjuk tentang cara menerapkan inovasi pendidikan Sekolah.
Lembaga pendidikan formal, seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai pendidikan tingkat menengah dasar memegang peran penting dalam proses pembentukan kepribadian peserta didik, baik yang bersifat internal (bagaimana mempersepsi dirinya), eksternal (bagaimana mempersepsi dan mensikapi Tuhannya). Mengingat pentingnya peranan pendidikan dasar , inovasi lembaga pendidikan Sekolah suatu keharusan dalam rangka menatap masa depan yang penuh tantangan dan persaingan.
Motivasi yang mendorong perlunya diadakan inovasi lembaga pendidikan, jika dilacak biasanya bersumber pada dua hal, yaitu : kemauan Sekolah untuk merespon terhadap tantangan kebutuhan masyarakat, dan adanya usaha untuk menggunakan Sekolah dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat 
Bagaimanapun juga peningkatan sumber daya manusia (human resourch) melalui pendidikan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengentaskan masyarakat yang masih tertinggal menuju masyarakat yang lebih maju. Sebab pendidikan Islam (Sekolah) secara ideal berfungsi menyiapkan sumber daya manusia yang berkwalitas tinggi, baik dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter, sikap moral, penghayatan dan pengamalan ajaran agama. Oleh karena itu, Sekolah haruslah senantiasa mengorientasikan diri kepada menjawab kebutuhan dan tantangan yang muncul dalam masyarakat, sebagai konsekwensi logis dari perubahan.
Dalam rangka merubah Sekolah menjadi lembaga harapan masyarakat tidak bisa terjadi dengan sendirinya “bim salabim”, akan tetapi ada agen pembaharu (inovator) yang selalu punya wawasan ke depan dan selalu  tidak puas terhadap hal yang sudah ada. Hal yang sudah ada perlu ditambah, dibenahi atau bahkan dibuang (tidak di pakai) kemudian diganti  baru demi kemajuan Sekolah ke depan.
Agar kita dapat memahami tentang perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya inovasi pendidikan yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan pendidikan maka kita perlu mengetahui faktor apasaja yang mempengaruhi Proses Inovasi lembaga pendidikan, yaitu : a. Kegiatan belajar mengajar, b. Faktor internal dan eksternal, c. sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan).
a.                   Faktor Kegiatan Belajar Mengajar
Tujuan belajar yang utama adalah bahwa apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal sebagai transfer belajar. Transfer tergantung pada penguasaan prinsip-prinsip umum atau struktur mata pelajaran. Makin umum atau fundamental prinsip-prinsip yang dikuasai makin besar bidang transfernya terhadap masalah-maslah baru. Selain itu tujuan pelajaran bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental, melainkan juga mengembangkan sikap yang positif terhadap belajar. Penelitian dan penemuan serta pemecahan masalah atas kemampuan sendiri.[6]
Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga profesional. Guru sebagai tenaga yang telah dipandang untuk mengelola kegitan belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan tertentu, yaitu terjadinya prubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang telah ditentukan. Pengajaran yang efektif dapat ditinjau dari pengajaran guru : kemampuan, metode/cara pengajaran guru, dan bahkan hubungan guru dengan murid.
Kendati demikian, kesadaran umum akan besarnya tanggung jawab seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk mengajar dengan pertimbangan-pertimbangan yang saksama. Tidaklah mengherankan jika pengetahuan  para guru tentang proses instruksional relatif masih kurang, sebagaian besar telah dilatih dengan cara-cara yang mendekati mistik. Begitu juga pengalaman praktek mengajar biasanya tidak menolong sicalon guru mempelajari bagaimana mengajar, ini berbeda dengan yang telah menjadi keyakinan kuat dari banyak pengamat. Sebenarnya, si calon guru hanya belajar tentang bagaimana “menghabiskan jatah waktunya”. Bahkan sudah beberapa tahun-pun. Sebagai guru, situasi tersebut tidak banyak mengalami perubahan.[7]
Pandangan tersebut, menimbulkan peluang untuk munculnya pendapat bahwa profesional guru diragukan bahkan ada yang mengatakan bahwa jabatan guru itu “semi profesional” ( setengah profesional). Dengan adanya kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pengelolaan kegiatan belajar mengajar tersebut, maka dapat merupakan sumber motivasi perlunya ada inovasi pendidikan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Guru harus menyegarkan informasinya tentang perubahan-perubahan dalam disiplin ilmunya ; teknologi umum, ilmu informasi, lingkungan, menguasai pengajaran dan disesuaikan dengan perkembangan informasi baru.
b.                   Faktor internal dan eksternal
Perencana inovasi pendidikan harus memperhatikan mana kelompok yang mempengaruhi dan kelompok yang dipengaruhi oleh madrasah (sistem pendidikan). Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem dengan sendirinya juga inovasi pendidikan adalah pengelola (kepala madrasah, guru, dan siswa). Siswa sangat besar pengaruhnya terhadap proses inovasi karena tujuan pendidikan untuk mencapai perubahan tingkah laku siswa. Jadi siswa sebagai pusat perhatian dan bukan pertimbangan dalam melaksanakan berbagai macam kebijakan pendidikan.
Siswa merupakan obyek utama dalam proses belajar mengajar siswa dididik oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikan hanya bergantung pada pengalaman, kualitas pengalaman, sikap, termasuk sikapnya pada pendidikan. Belajar dipengaruhi oleh orang yang dikaguminya.[8]
Faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam proses inovasi pendidikan ialah orang tua/penilik madrasah. Orang tua murid ikut mempunyai peranan dalam menunjang kelancaran proses inovasi pendidikan, baik ia sebagai penunjang secara moralmembantu dan mendorong kegiatan siswa untuk melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan  madrasah, misal : BP3/SPP.
Para ahli pendidik merupakan faktor internal, misal : guru, administrator pendidikan, konselor, terlibat secara langsung dalam proses pendidikan di madrasah. Para ahli diluar organisasi madrasah tetapi terlibat dalam kegiatan madrasah : para pengawas, inspektur, penilik madrasah, konsultan, dan mungkin juga pengusaha yang membantu pengadaan fasilitas madrasah. Begitu juga para penatar guru, staf pengembangan dan peneliti pendidikan. Yang terpenting bahwa seorang yang akan merencanakan inovasi pendidikan harus memperhatikan faktor internal dan eksternal.
c.                        Sistem pendidikan (pengolaan dan pengawasan)
Dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah diatur dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Pendidikan Nasional diatur oleh Diknas, Pendidikan Agama diatur oleh Depag. Dalam rangka untuk mengembangkan dan meningkatkan kwalitas pendidikan perlunya pengelolaan sistem pendidikan disesuaikan dengan tuntutan zaman. Hal ini pada umumnya menyangkut ; pertama-tama pendektan para pengelola terhadap perkembangan pendidikan yang harus melakukan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang di dalam kerangka mana segala reformasi dan inovasi harus dijalankan.[9]


2.3. Kerangka berfikir


 










[1] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 98-122

[2] Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 65
[3] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 8
[4] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, 10
[5] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 15
[6] Nasution, Berbagai Pendekatan Dalai Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), 4
[7] Pophan L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), 1-3
[8] Widjaya, C, dkk, Upaya Pembaharuan Dalai Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung : Rosda Karya, 1988), 29
[9] Amidjaya, dkk, Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI, (Jakarta: Widiasarana Indonesia, 1991), 42


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai  bentuk studi kasus (case study). Maksudnya adalah dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, cacatan memo, dan dokumen resmi lainnya.7 Sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realitas empiris dibalik fenomena yang ada secara mendalam, rinci dan tuntas.8
Sejalan dengan ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut maka peneltian yang mengambil tema “Peran Kepala Sekolah Dalam Inovasi Lembaga Pendidikan di SMP Al-Yasini Kraton” adalah menggunakan rancangan penelitian kualitatif.

3.2.      Kehadiran Peneliti
Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan perencana, pelaksana, pengumpul, penganalisa, penafsir data, dan sekaligus menjadi pelapor penelitian.[4] Dalam hal ini peneliti akan hadir ke lokasi objek penelitian sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan selama proses penelitian.

3.3.      Setting Penelitian
Lokasi Penelitian Adalah di SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan terletak di dataran rendah  ±  200 meter di atas permukaan laut, ± 10 km sebelah selatan ibukota kabupaten Pasuruan, tepatnya di desa Ngabar kecamatan Kraton yang berbatasan dengan dusun Areng-areng Sambisirah kecamatan Wonorejo. SMP Al-Yasini Kraton merupakan salah satu unit pendidikan dalam naungan Yayasan Miftahul Ulum Al-Yasini, sebagai bentuk respon dari keinginan masyarakat terutama wali santri yang menginginkan adanya lembaga pendidikan tingkat pertama selain Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Alasan peniliti memilih SMP Al-Yasini Kraton sebagai objek penelitian karna Sekolah tersebut berdekatan dengan 3 lembaga dengan tingkat yang sama (MTs Al-AlYasini, MTs Al-Qodiry, SMP N 2 Kraton), namun masih mampu bersaing dengan ke tiganya. Hal ini sangat menarik untuk diteliti tentang bagaimana peran kepala sekolah dalam menghadapi tantangan tersebut.



3.4.      Sumber Data
Dalam rangka pencarian data, terlebih dahulu harus ditentukan informan dan subjek penelitiannya. Informan dalam penelitian ini adalah data atau seorang yang memberikan informasi atau keterangan yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian.9 Misalnya dalam hal ini adalah Wakil Kepala Sekolah, bagian administrasi, para guru, komite madrasah, dan siswa. Sementara itu subjek dalam penelitian ini secara khusus adalah Bapak Suhaemi, M.Pd selaku kepala SMP Al-Yasini Kraton.
Untuk mempermudah memperoleh informasi, maka peneliti mencari informan yang representative dengan memberi kriteria awal untuk mendekati informan diantaranya ; (1) seseorang yang cukup lama dan intensif menyatu dengan medan aktivitas yang menjadi sasaran peneliti; (2)seseorang yang masih aktif terlibat dilingkungan aktivitas yang menjadi sasaran peneliti, (3) seseorang yang masih banyak mempunyai waktu untuk dimintai keterangan atau informasi oleh peneliti; (4) seseorang yang tidak mengkemas informasi, tetapi relatif memberikan informasi yang sebenarnya, dan (5) seseorang yang tergolong asing bagi peneliti.




3.5.      Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.  Observasi (pengamatan)
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengamati dan mencatat serta sistematis gejala-gejala yang diselidiki10 Tehnik observasi dilaksanakan dengan cara peneliti melibatkan diri pada kegiatan yang dilakukan oleh SMP Al-Yasini Kraton. Observasi ini merupakan suatu tehnik penelitian lapangan dalam rangka mengumpulkan data, dimana peneliti ikut berpartisipasi dalam suatu lingkaran kegiatan objek yang diteliti.
3.5.2.  Wawancara (Interview)
Metode interview (wawancara) adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab untuk memperoleh keterangan dalam sebuah penelitian yang dilakukan antara pewawancara dengan responden sambil bertatap mata.11 Melalui tehnik ini peneliti berupaya menemukan pengalaman-pengalaman subjek informan penelitian dari topik tertentu atau situasi spesifik yang dikaji. Oleh karena itu dalam melaksanakan wawancara untuk mencari data digunakan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa informasi. Sebelum dimulai wawancara pertanyaan dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan penggalian data yang diperlukan dan kepada siapa wawancara tersebut dilakukan. Tetapi, kemungkinan bisa terjadi penyimpangan dari rencana, karena situasinya berubah serta sikap dan pengetahuan inforrman berbeda. Kemungkinan diantara mereka ada yang sangat terbuka, ada yang tertutup dan ada yang memang tidak begitu banyak mengetahui tentang fenomena yang dicari datanya.
3.5.3.   Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis, di dalam melaksanakan metode ini peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan transkrip, internet, notulen rapat, surat kabar, majalah, agenda dokumen, buku-buku dan peraturan-peraturan.12 Melalui tehnik ini peneliti berusaha menggali data dengan cara menelaah arsip-arsip dan rekaman. Adapun arsip-arsip yang ditelaah dalam penelitian ini ialah arsip-arsip yang disimpan oleh lembaga pendidikan dimana Bapak Suhaemi, M.Pd pernah bekerja dan menjabat sebagai kepala sekolah, maupun yang berada ditangan perorangan, yang berupa dokumen-dokumen sejarah, biografi, sistem dan mekanisme kerja, teks pidato, peraturan-peraturan yang pernah dibuat, rekaman berwujud foto dan rekaman dengar. Dokumen-dokumen yang diperoleh kemudian diseleksi sesuai dengan fokus penelitian.
3.6.      Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu pertama analisis data selama di lapangan dan analisis data setelah terkumpul. Analisis data selama di lapangan dalam penelitian ini tidak dikerjakan setelah pengumpulan data selesai melainkan selama pengumpulan data berlangsung dan dikerjakan terus-menerus hingga penyusunan laporan penelitian selesai. Sebagai langkah awal, data yang merupakan hasil wawancara bebas dengan key person, dipilah-pilah dan diberi kode berdasarkan kesamaan isu, tema dan masalah yang terkandung didalamnya. Bersamaan dengan pemilihan data tersebut, peneliti memburu data baru.13
Sementara itu analisis sesudah data terkumpul adalah meliputi; mengembangkan kategori koding dengan sistem koding yang ditetapkan kemudian; Mengembangkan mekanisme kerja terhadap data yang telah dikumpulkan.
Dengan melaksanakan analisis cara ini akan ditemukan fenomena yang didukung oleh data yang cukup kuat, ada yang dirasa masih memerlukan data tambahan atau ditemukan data yang tidak terpercaya karena tidak didukung oleh data yang baru. Apabila ternyata data yang tidak diperkuat oleh data yang lain kemungkinan tidak dapat ditarik kesimpulan maka perlu dibuang, seperti yang dilakukan pada data yang berlebih-lebihan.
Proses analisis seperti ini dilakukan secara terus menerus, sehingga dapat dikatakan bahwa peneliti selalu mondar-mandir antara pengumpulan data, penyajian data, pengurangan atau penambahan data serta penarikan kesimpulan atau pemberian penilaian terhadap data yang diperoleh.
Dengan adanya metode diskriptif kualitatif maka teknik pengumpulan analisa data dilakukan melalui 3 tahapan,yaitu:
1)        Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan trasformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis da lapangan. Dengan katalain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan data sebanyak mungkin.
2)        Penyajian data yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan  data dan pengambilan tindakan. Ddengan proses penyajian data ini peneliti telah siap dengan data yang telah disederhanakan dan menghasilkan informaasi yang sistematis. Dan dapat di sajikan sesuai dengan urutan dari rumusan masalah yang telah di tentukan.
3)        Verifikasi atau kesimpulan adalah merupakan tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah di peroleh baik dari interview, dokumentasi, maupun observasi. Dengan adanya kesimpulan penelitian akan terasa sempurna karena data yang di hasilkan benar-benar valid.
Dari beberapa tahapan yang di lakukan peneliti dalam proses analisa data di atas, maka peneliti benar-benar menggunakan metode data deskriptif kualitatif.

3.7.      Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utamanya. Oleh karena itu, uji validitas dan rehabilitas instrumen dilakukan dengan cara pengecekan kredibilitas dan pengauditan datanya. Tujuan dilakukan uji kredibilitas adalah untuk membuktikan sejauhmana suatu data penelitian yang diperoleh mengandung kebenaran sehingga dapat dipercaya. Keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian karena akan menjamin kepercayaan data tersebut dalam pemecahan masalah yang diteliti. Agar data yang diperoleh dapat dijamin kebenarannya, maka pengecekan kredibilitas data ditempuh dengan cara triangulasi sumber data dan teknik pengumpulan data, diskusi teman sejawat serta arahan dosen pembimbing.
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan teknik pengumpulan data. Tringulasi sumber data ditempuh dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan data yang diperoleh dari seorang informan (sumber) dengan informan lainnya.
Sedangkan triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengecek kebenaran data yang diperoleh dari informan melalui teknik yang berbeda. Data atau informan tentang profesionalisme guru yang diperoleh melalui teknik wawancara dibandingkan dengan hasil pengamatan dan studi dokumentasi.
Di samping triangulasi, teknik diskusi teman sejawat juga dipandang perlu untuk membahas berbagai hal yang ada hubungannya dengan keabsahan data atau temuan. Diskusi ini dilakukan dengan orang yang sudah berpengalaman dalam penelitian kualitatif, maupun dengan rekan mahasiswa. Diskusi ini membahas tentang data-data dan temuan-temuan serta masalah yang berkaitan dengan fokus penelitian agar menemukan kebenaran data yang diperoleh. Berdasarkan diskusi tersebut diketahui mana yang relevan dan yang tidak, dan mana yang perlu dikurangi dan ditambah sesuai dengan rumusan masalah.



7 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), 86
8 Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian, (Bandung: Tarsito, 1988), 84
[4]  J. Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif¸ Remaja Rosda Karya, (Bandung : 1998), hal. 121
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), 38
10 Cholid Narbuko, Metode Penelitian, (Jakarta: Budi Aksara, 1997), 70
11 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), 70
12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Budi Aksara, 1998), 206
13 Moleong Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), 86
 
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1.       Paparan Data  
Dalam  rangka  memahami pembahasan bab empat ini, peneliti menjelaskan urutan pembahasannya yang dijelaskan   merupakan uraian umum obyek penelitian yang dilaksanakan peneliti dalam rangka mengetahui profil obyek penelitian. Uraian obyek penelitian perlu dibahas dalam rangka mengetahui kondisi real di lapangan, agar mempermudah peneliti untuk menguraikan pembahasan selanjutnya, yaitu Peran Kepala SMP Al-Yasini Kraton dalam melaksanakan inovasi pendidikan. Adapun uraian bab IV  sebagai berikut :

4.1.1.      Objek Kajian
4.1.1.1. Kondisi Geografis
SMP Al-Yasini Kraton berada didalam lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini dan sebagian besar siswanya (± 90%) tinggal di asrama pondok pesantren. Bagi siswa yang bermukim di asrama Pondok  Pesantren Terpadu Al-Yasini dalam penyelenggaraan pendidikannya menerapkan full day school, yakni pada pagi hari membuka pendidikan formal dilanjutkan dengan pendidikan diniyah pada siang hari. Pada tahun pelajaran 2011-2012 SMP Al-Yasini Kraton menambah satu program unggulan yaitu sekolah berbasis IT, semua kegiatan belajar  mengajar menggunakan system online yang disebut sekolah online dan semua siswa bisa mengakses semua mata pelajara dari internet dan intranet 24 jam. Sekolah berbasis IT hanya menerima satu kelas saja/30 siswa dan setiap siswa wajib membawa laptop. Pada tahun pelajaran 2012-2013 sekolah berbasis IT disempurnakan lagi menjadi sekolah berbasis Sainstek, Prioritas  keunggulanya adalah di bidang mapel sains dan IT.
Sebagai unit pendidikan yang berada di dalam lingkungan pondok pesantren, dalam kegiatan belajar mengajar SMP Al-Yasini Kraton berbudaya pesantren, yaitu :
a)                   Libur sekolah hari jum’at.
b)                 Siswa diharuskan merangkap sekolah dengan Sekolah Diniyah dimulai pukul 14.00-16.30 WIB bagi siswa yang bermukim di pesantren.
c)                   Seragam siswa putra:
            Bersongkok hitam dan baju lengan panjang dan berdasi.
d)                  Seragam siswa putri:
            Berjilbab dan baju lengan panjang dan maxi panjang sampai mata kaki.
e)                  Membaca Juz Amma setiap pagi sebelum pelajaran dimulai
f)                   Membaca Surat Yasin setiap Kamis pagi sebelum pelajaran dimulai
Secara sosiologis, SMP Al-Yasini Kraton berada dalam lingkungan sosial dengan karakteristiknya Pesantren karna masih dalam lingkup pondok pesantren Al-Yasini , lingkungan sosial SMP Al-Yasini Kraton beragam karna di pondok pesantren banyak siswa dari berbagai desa dan kota bahkan lintas provinsi. SMP Al-Yasini Kraton ini berada dikawasan Yayasan Miftahul Ulum Al-Yasini, yang mempunyai beberapa lembaga pendidikan termasuk menengah pertama, yakni disebelah timur SMP Al-Yasini Kraton berdiri MTs Al-Yasini, di sebelah Utara SMPN 2 Kraton. Di tingkat menengah atas ada MAN Kraton, SMA Excellent Al-Yasini, SMK kesehatan, SMK N 1 Wonorejo, di perguruan tinggi juga ada STAI Al-Yasini, semua lembaga tersebut di bawah Naungan Yayasan Miftahul Ulum Al-Yasini. Dilihat dari sisi pertumbuhan pendidikan, tingkat Menengah  (MI/SD), MTs/SMP), tingkat menengah (MA/SMU), dan bahkan perguruan tinggi mengalami perkembangan dan peningkatan baik kwalitas dan kuantitas yang pesat.1 Selain dari jumlah lembaga pendidikan, Lebih lebih masalah pendidikan merupakan hal yang esensial demi kemajuan anak-anak.
Kemudian dari sisi transportasi, SMP Al-Yasini Kraton mudah dilalui karena dekat dengan jalur angkutan. Ditinjau dari sisi kebutuhan dan peralatan untuk proses belajar mengajar mudah dijangkau untuk mendapatkannya karna, terdapat Koprasi Pondok Pesantren yang berdekatan dengan SMP Al-Yasini Kraton.
Uraian kondisi geografis SMP Al-Yasini Kraton diatas, dapat dipahami bahwa kondisinya memberikan dukungan untuk berkembangnya SMP Al-Yasini Kraton menjadi Sekolah unggulan. Secara teoritik dan praktis di lapangan, bila suatu lembaga ditinjau straegis baik aspek pendapatan, pendidikan, serta geografisnya penduduk sekitar merupakan kunci keberhasilan lembaga tersebut. Banyak lembaga pendidikan yang didirikan tanpa memperhitungkan kondisi geografis akan gulung tikar. Namun sementara ini, banyak lembaga yang berhasil dalam pendidikan diantara faktor pendukungnya adalah kondisi geografis. Keberadaan SMP Al-Yasini Kraton bila ditinjau mempunyai kondisi geografis yang baik.

4.1.1.2. Visi  Misi dan Tujuan Pendidikan  SMP Al-Yasini Kraton
Menurut kamus bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan visi ialah daya lihat, indra penglihatan. Segala yang dapat dilihat orang dari suatu tempat tertentu, kemampuan untuk melihat atau mengetahui sampai pada intinya atau pokok dari suatu hal atau persoalan . Atau juga disebut visi adalah penglihatan, pandangan, khayal atau impian.
Berdasarkan definisi tersebut bahwa visi adalah suatu pandangan atau gambaran tentang cita kedepan dari suatu persoalan secara mendalam. Pendidikan bermakna penglihatan, pengalaman dari suatu generasi kegenerasi berikutnya yang dialihkan itu bukan pengalaman individu melainkan timbunan pengalaman dari generasi lampau menyangkut kesemua dimensi kehidupan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dilakukan terus menerus dalam rangka mempersiapkan generasi muda agar dapat mandiri atau hidup layak, dapat bertanggungjawab terhadap didri sendiri, masyarakat, agama, dan negara.
Jadi visi pendidikan SMP Al-Yasini Kraton adalah suatu pandangan melihat persoalan pendidikan SMP Al-Yasini Kraton baik dari segi cita-cita maupun dari segi teknik yang berkembang pada masa kekinian dan berlangsung secara berkesinambungan, artinya SMP Al-Yasini Kraton  dalam pendidikan selalu berorintasi kedepan dengan melihat perubahan zaman.
Visi SMP Al-Yasini Kraton  adalah sebagai berikut:
MEWUJUDKAN GENERASI YANG UNGGUL DALAM PRESTASI, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA SERTA AKHLAQUL KARIMAH”.
Misi SMP Al-Yasini Kraton , adalah :
a.             Meningkatkan penghayatan terhadap ajaran agama dalam upaya peningkatan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT,
b.             Mengembangkan  prilaku yang santun dalam setiap tindakan,
c.             Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan  berbasis pada siswa, 
d.            Menciptakan semangat dan budaya unggul   secara intensif  kepada seluruh warga sekolah,
e.             Meningkatkan motivasi siswa dalam mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya,
f.              Meningkatkan peran masyarakat dalam peningkatan sarana dan sarana belajar sehingga terciptanya suasana belajar yang nyaman dan kondusif serta menarik,
g.             Menciptakan manajemen partisipatif dengan melibatkan semua komponen sekolah (Komite-Yayasan-Warga Sekolah) dalam setiap pengambilan keputusan.
Sedangkan tujuan institusional  SMP Al-Yasini Kraton  adalah sebagai berikut:
a.             Mengaktifkan  MGMP sekolah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru melalui pengembangan dan penerapan model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif mengarah pada Pembelajaran Kontektual (CTL),
b.             Penambah media pembelajaran berbasis audio visual (VCD Pembelajaran)   mata pelajaran Matematika, Bhs. Indonesia, Bhs. Inggris, SAINS dan IPS,
c.             Mengoptimalkan pemanfaatan Laboratorium Bahasa,
d.            Menata lingkungan kelas yang berbasis audio visual, nyaman dan menarik untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif,
e.              Meningkatkan motivasi guru dan siswa serta staf sekolah untuk  mempelajari  Bahasa Inggris dan penerapannya dalam komunikasi sehari-hari dilingkungan sekolah,
f.              Membudayakan lomba akademik maupun non akademik setiap akhir semester dan apresiasi (unjuk kreatifitas),.
g.             Merintis  studi banding dan atau  perkemahan berbasis bahasa Inggris setiap akhir  semester/tahun,
h.             Memberikan bea siswa bagi yang berprestasi dalam kelas paralel,
Uraian visi, misi, dan tujuan SMP Al-Yasini Kraton  bila ditelaah lebih lanjut adalah menjadikan anak didik berprestasi mempunyai keilmuan yang tinggi (IPTEK) dan memiliki kedalaman iman (IMTAQ) dan mempunyai wawasan kebangsaan.2 Hal ini berarti bahwa anak didik mempunyai kemampuan menghadapi masa depan dengan bekal ilmu dan iman, sebagai pelindung untuk menghadapi cobaan dan tantangan yang berat, dan mampu hidup diengah-tengah masyarakat.
Adapun upaya yang ditempuh dalam membekali anak didik mempunyai IPTEK dan memiliki IMTAQ adalah dengan  inovasi pembelajaran dibidang akademik, yaitu penerapan integrated curriculum dan integrated learning. Penerapan kedua pendekatan ini diharapkan siswa mampu memiliki dan memahami keilmuan yang disinari  oleh ruh Islam, dan mempunyai wawasan kebangsaan  sebab dalam proses belajar mengajar adanya perpaduan antara ilmu umum, ilmu agama (seimbang), dan meiliki wawasan kebangsaan yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk mewujudkan SMP Al-Yasini Kraton  sebagai Sekolah unggulan, dambaan masyarakat (Kelas Inovatif). Upaya untuk mewujudkan visi tersebut dengan melaksanakan pengembangan inovasi baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam perkembangan SMP Al-Yasini Kraton  tiga tahun yang lalu masih hanya memiliki 9 gedung, sekarang sudah mempunyai 14 gedung dan fasilitas fisik cukup memadai. Inovasi Pengelolaan guru dapat dilihat dari peningkatan kualitas tenaga guru dari SMA menjadi Strata satu (S1), dan adanya pelatihan bagi peningkatan profesionalitas guru. Sebab guru adalah ujung tombak dalam peningkatan keberhasilan proses belajar mengajar. Upaya ini dalam rangka menjadikan SMP Al-Yasini Kraton menjadi Sekolah unggulan.
Sekolah unggulan yang dicita-citakan, terbukti dengan prestasi siswa dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Dalam profil resmi SMP Al-Yasini Kraton Kraton Juara 1 Olimpiade Matematika se kabupaten Pasuruan yang diselenggarakan oleh UNISMA Malang, dan Juara 1 Qiro’atul Qur’an se kabupaten pasuruan. Disamping itu, seringnya kunjungan (studi banding) dari Sekolah luar  melihat lebih dekat keberadaan SMP Al-Yasini Kraton[4].
Untuk  menjadikan siswa memiliki akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu membekali diri dengan memiliki keimanan dalam menghadapi peradaban global. Adapun upaya yang ditempuh SMP Al-Yasini Kraton adalah dengan penanaman keagamaan sejak dini, yaitu dengan pendekaan “school culture” yang menerapkan budaya Islami dalam kehiduapn sehari-hari, misalnya makan, minum tidak boleh berdiri, sopan santun, berbicara dan bertingkah laku Islami merupakan kewajiban yang diterapkan di SMP Al-Yasini Kraton  mulai masuk.
Upaya itu, untuk melatih anak sejak dini memiliki kebiasaan yang baik. Akhlaq menurut definisi adalah kebiasaan. Bila perilaku Islami sudah diterapkan dalam diri anak dan menjadi budaya dalam kehidupannya, kapan, dimana, bagaimanapun berada selalu berperilaku Islami.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut SMP Al-Yasini Kraton memiliki lima misi yang berorientasi pada proses belajar mengajar, dengan pengembangan inovasi siswa menjadi kondusif dan meningkatnya prestasi kademik dan non akademik. 
Demi mewadahi minat dan bakat siswa SMP Al-Yasini Kraton agar meningkat prestasi non akademik, diwujudkan dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan tersebut sebagai sarana tersalurnya bakat dan minat siswa, sarana refreshing agar siswa tidak mengalami kejenuhan belajar, penataan intelgensi  emosional untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.




4.1.1.3. Program Unggulan SMP Al-Yasini Kraton
Tabel I
Progam Unggulan SMP Al-Yasini Tahun Pelajaran 2011-2-1012
NO
NAMA PROGRAM
BENTUK KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR HASIL
1
Sekolah berbasis  Saintek
E-learning /pembelajaran sistem on line
Siswa baru berprestasi
Siswa mampu memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran
2
Perpustakaan system OPAC(On line Public Access Catalog)
Manajemen perpustakaan berbasis computer dengan system on line
Semua guru dan siswa
Mudah mencari referensi
3
E-Library
(Perpustakaan on line)
Menyediakan koleksi e-book,e-magazine yang dapat diakses melalui internet
Semua guru dan siswa
Mudah mencari referensi
4
Elektronika
Keterampilan elektronika
Siswa
Siswa mampu mengenal kompenen-komponen elektronika dan mapu merakit alat elektronik sendiri
5
Shooting & editing video
Merekam kegiatan (Shooting) & membuat karya dengan editing video
Siswa
Siswa bisa menguasai teknik shooting dan editing video
6
  Desain grafis
Ekstra kurikuler yang fokus pada seni design komputer
Siswa
Siswa bisa menguasai teknik desain grafis 
7
Sidny club
Spaking & vocabulary mastery
Semua guru dan siswa
Guru dan siswa mampu berbahasa inggris dengan baik dan benar
8
Story telling
Bercerita dengan berbahasa inggris
Siswa
Siswa mampu bercerita dengan menggunakan bahasa inggris
9
Seni albanjari
Seni albanjari
Siswa
Siswa mampu bershalawat diiringi seni music islami
10
Qiro’ah bittaghonni
Membaca quran bittaghonni
 Siswa
Siswa mampu membaca qur’an bittaghonni
11
English speech
Pidato bahasa inggris
Siswa
Siswa mampu berpidato bahasa inggris
12
Pagarnusa
Seni Beldiri
siswa
Mampu  menguasai seni beladiri secara keseluruahan

4.1.1.4. Keadaan Tenaga Guru dan Karyawan
Tenaga guru merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan pelaksanan pendidikan. Karena itu dibutuhkan tenaga edukatif yang memilki kualifikasi sesuai dengan bidng keahliannya serta terpenuhinya ratio jumlah siswa dan tenaga edukatif.
Jumlah tenaga guru SMP Al-Yasini Kraton 26 orang dengan jumlah siswa 298 orang.  Ratio perbandingan di Sekolah ini sudah cukup ideal. Dari 26 tenaga guru tersebut semuanya berstatus guru tetap Yayasan (GTY), tidak ada satupun tenaga guru PNS di SMP Al-Yasini Kraton. Semua pembiayaan gaji ditanggung pihak Sekolah melalui dana BOS[5].
Tugas tenaga guru dalam rangka proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator, yang mampu merangsang berkembangnya kemampuan belajar anak. Mengembangkan kondisi-kondisi belajar yang relevan yang membuat proses belajar terjadi secara wajar dengan penuh kegembiraan. Kondisi-kondisi belajar yang dimaksudkan hendaknya disusun sebagai berikut : (i) harus disusun dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan penemuan-penemuan sebagai perolehan hasil belajar, (ii) dapat menuntun anak dalam mengolah perolehan hasil belajar (iii) memacu kemampuan mental, fisik, dan sosial sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi, (iv) memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukan kreativitas dan bertanggungjawab terhadap kegiatan itu harus dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan mengolah pengetahuannya itu, dan dengan terampil dapat memanfaatkannya untuk memecahkan masalah. Anak dapat belajar dengan berbagai strategi, misalnya belajar perorangan, kelompok dan seterusnya.
Selanjutnya pembagian beban mengajar para tenaga guru dituntut membuat persiapan mengajar, menganalisis hasil belajar, memberikan pengayaan pembelajaran, membimbing praktikum siswa, atau bahkan memperoleh tugas tambahan membina siswa di luar jam mengajar. Tugas tersebut dilaksanakan secara baik dan berkelanjutan. Sebab dengan begitu, peningkatan prestasi siswa semakin meningkat.
Dari 26 tenaga guru di SMP Al-Yasini Kraton  terdapat 13 tenaga guru perempuan dan 13 tenaga guru laki-laki. seimbang antara guru laki-laki dan perempuan.
Ditinjau dari segi pendidikan, tenaga guru SMP Al-Yasini Kraton menunjukkan bahwa semua tenaga guru yang berjumlah 26 orang, 22 orang berijazah sarjana (S1), 3 orang pascasrjana (S2), . Dari data tersebut menunjukan bahwa tenaga edukatif Sekolah ini telah memiliki kewenangan mengajar sesuai dengan spesialisasinya. Namun, mengenai tenaga guru ekstrakurikuler, tidak semua berijazah sarjana, tetapi lebih dipentingkan pada aspek profesional. Hal sesuai dengan pernyataan  Wakil Sekolah, pada  bahwa :
      “Jumlah guru S1 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dulu hanya sedikit sekarang mengalami peningkatan, begitu juga dengan peningkatan jumlah siswa ”[6].

Pernyataan yang sama disampaikan bapak Kepala SMP Al-Yasini Kraton hasil wawancara dengan peneliti :
     “Tenaga guru secara kwantitaif dan kualitatif mengalami peningkatan dibanding sebelum saya memimpin, dulu jumlah tenaga guru Lulusan S1 dan karyawan sekitar 26 orang, namun setelah saya memimpin 3 tahun terakhir meningkat menjadi sekitar 32 lebih (ter masuk guru ekstra kurikuler, dan karyawan), kenaikan itu 40 % dibanding dulu, begitu juga dengan latar pendidikan yang dulu SMA dan SMK sekarang hampir semua sarjana (S-1)”[7].

Mengenai tenaga guru ekstra kurikuler dan karyawan, tidak semua berijazah sarjana, dikarenakan faktor utama dari kegiatan ekstra tersebut adalah profesionalisme, dan komitmen.
Namun untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan tuntutan dinamika. Dan perkembangan pendidikan Sekolah  selalu mengadakan pembinaan dan pengembangan melalui berbagai kegiatan: penataran, seminar, mengadakn pertemuan rutin antara tenaga edukatif dengan yayasan dan pembina, mengadakan penataran guru bidang studi, dan studi banding. Mengadakan pertemuan rutin antar guru setiap bulan, yaitu pertemuan lintas untuk meningkatkan kualitas guru dengan Departemen Pendidikan Nasional melalui KKG (Kelompok Kerja Guru) dan Departemen Agama melalui KKGM (Kelompok Kerja Guru Sekolah).
Dalam rangka mendisiplinkan tenaga guru dan karyawan Sekolah di lingkungan SMP Al-Yasini Kraton , diberlakukan tata tertib guru dan karyawan. Tata tertib tersebut antara lain :
a.                  Hadir setiap hari pukul 06.45 WIB dengan mengisi daftar hadir
b.                  Pulang sesudah jam pelajaran terakhir pukul 12.35 WIB dengan mengisi daftar pulang
c.                  Mentaati ketentuan identitas kerja dengan memakai seragam kerja lengkap yang telah ditentukan :
1).                                                                        Senin, Selasa            : Putra Putih Biru Bersongkok hitam
                                          Putri  Putih biru dan berjilbab
2).                                                                        Rabu, Kamis            : Putra Biru batik Biru      Bersongkok hitam
                                        Putri batik Biru dan berjilbab
3).                                                                        Sabtu, Ahad            : Putra Batik Hijau Bersongkok hitam
                                       Putri  Batik Hijau berjilbab
d.                 Mengikuti upacara bendera setiap hari senin, pembina upacara bergiliran sesuai daftar urut kepegawaian
e.                  Guru yang mengajar jam pertama mendampingi murid berbaris berdo’a dan bertadarus
f.                   Jika berhalangan melaksanakan tugas mengajar, ada surat pemberitahuan kepada Kepala Sekolah dengan melampirkan tugas siswa (berupa soal-soal bukan membaca, menulis/merangkum)
g.                  Jika ada keperluan pribadi/keluarga pada jam dinas, waktunya supaya diprogram pada jam-jam kosong dengan meminta ijin lebih dahulu kepada Kepala Sekolah/koordinator manajemen dan mengisi buku alibi
h.                  Menyertakan surat dokter, apabila tidak hadir karena sakit lebih dari 3 hari
i.                    Melaksanakan tugas/piket sesuai dengan jadwal dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab
j.                     Meningkatkan loyalitas dan dedikasi terhadap lembaga
k.                  Menjaga komunikasi yang harmonis antar sesama guru/karyawan
l.                     Saling membantu antar sesama rekan kerja
m.                Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan Sekolah
n.                  Memiliki perilaku dan tutur kata yang sopan dan santun, dan memberi teladan yang baik terhadap siswa maupun sesama rekan kerja
o.                   Menjaga nama baik lembaga Sekolah
p.                  Guru yang mengajar pada jam terakhir mendampingi murid melakukan doa pulang
q.                  Wali kelas memberi tugas kepada piket kelas untuk menutup jendela dan pintu kelas waktu pulang
r.                     Guru piket datang jam 06.30 dan pulang 13.00 WIB
s.                   Guru tidak diperkenankan mengadakan jam tambahan secara pribadi (privat) di sekolah

Peraturan Khusus :
Guru cuti melahirkan selama 2 bulan
Jika tidak hadir dengan alsan apapun uang transport akan dipotong sejumlah ketidakhadiran dan dimasukan dana umum
Sanksi Pelanggaran :
Teguran lisan
Teguran tertulis
Akan mempengaruhi DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang memadai
TABEL II
DATA GURU SMP AL-YASINI KRATON
NO
NAMA
Guru
PENDIDIKAN
1
SUHAEMI, S.PdI
KS/PAI
S2
2
ABDUL MUJIB, S.PdI
PAI
S1
3
MUMAYYIZ ZEN
TIK
MA
4
IMROATUL MUFIDAH, S.Pd
MTK
S1
5
KHOLIL, S.Pd
PJOK
S1
6
KHOIRIYAH, S.Pd
PJOK
S1
7
A. BUSAIDI, S.Si
MTK
S1
8
MUSTOFA, S.Pd
B. Bhs. Inggris
S1
9
WIDA LAILINA, S.Pd
IPA 1
S1
10
SUNOMO, S.Pd
Bhs Indonesia
S1
11
LAILATULHIDAYAH, S.Psi
BP/BK
S1
12
LUKMAN HAKIM, S.P
IPA 2/B IPA
S1
13
AFIFATUL MILAH, S.Pd
MTK/B. MTK
S1
14
SAADAH, S.Pd
Bhs Inggris
S1
15
DEDI PURWANTO, SE
IPS
S2
16
ABDUL KHANNAN, S.PdI
PAI/ASWAJA
S1
17
SITI LISWATI, S.Pd
B. IPA
S1
18
MARHUMAH, S.Pd
Bhs. Inggris, B inggris
S1
19
SITI AISYAH, S.Pd
Bhs. Inggris, B inggris
S1
20
M. SYUHUD
BTQ/Bhs. Indonesia
S1
21
URIFAH
Seni Budaya
S1
22
NURIKA ROCHMA A. S.Pd
IPS,PKN
S1
23
ABDUL GOFFAR, S.Pd
B. MTK
S1
24
NUR SAIDAH, S.Pd
Bhs. Indonesia/Seni Budaya
S1
25
ILA NUR AROFATILLAH, S.Pd
IPS
S1
26
IRSYADUR ROFIQ, S.HI
Bhs Daerah/BTQ
S2










Sumber data: Dokumentasi sekolah

4.1.1.5. Kondisi Siswa
Dalam komponen pendidikan siswa atau anak didik merupakan komponen tujuan pendidikan. Karena itu pembinaan terhadap siswa harus dilaksanakan secara terus menerus kearah kematangan dan kedewasaan. 
Dalam membimbing kedewasaan anak, dapat diperlukan waktu yang tidak sedikit, karena bimbingan diberikan untuk pembentukan watak dalam rangka pertumbuhan jasmani dan rohani agar dapat berkembang secara wajar dan seimbang. Dari kenyataan diatas, SMP Al-Yasini Kraton masih menjadi alternatif kedua setelah SMP N 2 Kraton. Berdasarkan data tersebut, maka Kepala SMP Al-Yasini Kraton dan tenaga edukatif secara serius membenahi diri Sekolah dalam segala aspeknya dengan harapan agar SMP Al-Yasini Kraton  menjadi alternatif yang utama dibanding dengan lembaga yang lain.
Kemudian kalau ditinjau dari latar belakang ekonomi keluarga memiliki pendapatan menengah keatas, sehingga peranan orang tua dalam rangka membangun SMP Al-Yasini Kraton  dengan dana sumbangan infaq, sodaqoh, cukup besar.  Orang tua merupakan patrner lembaga pendidikan (Sekolah) untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konsep public relation).
Untuk memupuk, mengembangkan, dan menyalurkan minat dan bakat siswa,  SMP Al-Yasini Kraton  telah membuka kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan pada jam sekolah, yaitu:
Pagar Nusa : Merupakan ekstrakurikuler wajib dan termasuk progam unggulan SMP Al-Yasini Kraton, Melalu ekstrakurikuler ini siswa diharapkan mampu menguasai ilmu seni beladiri untuk melestarikan kebudayan Indonesia. Terbukti dengan diraihnya banyak prestasi di Ekstrakuler ini di penghujung tahun 2014.
Senam Santri : Olahraga senam dengan gaya santri ( Anak yang belajara di pondok pesantren). SMP Al-Yasini Kraton pernah Juara III tingkat Nasional tahun 2007, Ini sungguh membanggakan.
English Spech : Kecapan berbicara dengan bahasa inggris adalah tujuan utama Ekstrakurikuler ini, di tahun 2007 Wahyu Panca meraih juara III se Kab. Pasuruan
Qiro’ah Bittaghoni : Lantunan merdu ayat suci Al-Quran dipelajari oleh siswa-siswi SMP Al-Yasini Kraton, Makiatul Madaniah meraih juara I se Kabupaten Pasuruan adalah bukti bahwa SMP Al-Yasini Kraton mampu bersaing bahkan dibidang Qiro’atul Quran.
IT (informatic Teknologi : merupakan ekstra wajib bagi Siswa kelas Saintek, untuk mendalami ilmu teknologi bidang design grafis dan lain-lain.
Pramuka : untuk membekali siswa agar cinta terhadap alam, Tim Pramuka mampu meraih juara harapan I se kabupaten Pasuruan pada tahun 2013.
PMR : Palang Merah Remaja, seperti yang kita tahu PMR adalah ekstra bidang kesehatan yang selalu ada di sekolah pada umumnya.
Dengan kegiatan belajar dan kegiatan ekstra kurikuler siswa diharapkan mampu mengembangkan diri untuk menatap masa depan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Kegiatan ekstrakurikuler melatih siswa untuk memilih bidang yang disukai dan dapat mengaktualisasikan kemampuan dalam kegiatan tersebut. Kelak diharapkan setelah tamat dari SMP Al-Yasini Kraton  mempunyai kemandirian dan skill yang dapat dibanggakan.
                          TABEL III
PERKEMBANGAN SISWA SMP AL-YASINI KRATON PASURUAN
TAHUN 2004/2005  s.d  2015/2016

NO.
TAHUN
L
P
JUMLAH
1.
2004 / 2005
28
30
58
2.
2005 / 2006
107
83
190
3.
2006 / 2007
196
194
390
4.
2007 / 2008
203
204
407
5.
2008 / 2009
165
211
376
6
2009 / 2010
119
153
272
7
2010 / 2011
122
138
260
8
2011 / 2012
144
135
279
9
2012 / 2013
125
162
287
10
2013 / 2014
136
182
318
11
2014 / 2015
124
164
288
Sumber data: Profil sekolah
TABEL IV
PRESTASI SISWA BIDANG AKADEMIK DAN NON AKADEMIK SISWA SMP AL-YASINI
TAHUN 2007-2014
No
Nama
Kegiatan
Th.
Juara
Tingkat
Penye
lenggara
1
Wahyu Panca
English Proficiency
2007
3
Kabupaten
STKIP Pasuruan
2
Nayla Nahdia
Speech Contest
2007
2
Kabupaten
STKIP Pasuruan
3
Tim Olah Raga
Senam Santri
2007
3
Nasional
Departemen Agama
4
Mujtahid
Olimpiade Matematika
2009
1
Kabupaten
Unisma Malang
5
Makiatul Madaniah
Qiroatul Qur’an
2010
1
Kabupaten
Pasuruan
6
Ayyinatul Lutfiah
Pencak silat kelas A Remaja
2014
2
Kota/Kabupaten
Pasuruan
7
M Yusuf
Pencak silat kelas A remaja
2014
3
Kota/Kabupaten
Pasuruan
8
Iqbal Na’il Rifani
Pencak silat kelas D pra Remaja
2014
2
Kota/Kabupaten
Pasuruan
9
Hosi’in & Dwi Wahyu S
Pencak silat seni Ganda Putra
2014
1
Kabupaten
Pasuruan
10
Faiqotun Nasiha
Syarah AlQuran MTQ
2014
H 3
Kapupaten
Pasuruan
11
Satria Bintang EP
Pencak silat
2014
1
Jawa Bali
UIN
Pencak silat P
2014
3
Kabupaten
OPDA
Pencak silat
2014
3
Kabupaten
O2SN
Sumber data: Profil sekolah

4.1.1.6. Struktur SMP Al-Yasini Kraton
Perkembangan struktur organisasi SMP Al-Yasini Kraton  pertama kali berdiri masih sangat sederhana,  sebagai wujud pembaharuan dalam meningkatkan kinerja kepala Sekolah bersama staf meningkatkan kwantitas dan kualitas SMP Al-Yasini Kraton. Inovasi/pembaharuan tersebut pada sisi struktur wakil kepala Sekolah ada penambahan wakil kepala sekolah bidang Saintek, untuk mewadahi berjalanya progam kelas saintek di SMP Al-Yasini Kraton. Berikut struktur lembaga pendidikan SMP Al-Yasini Kraton :
a.                                                                                                                     Majelis pengasuh        : KH. A. Mujib Imron, S.H,M.H
b.                   Ketua Yayasan                        : Jainudin, M.Pd
c.                   Kepala Sekolah                       : Suhaemi, M.Pd
d.                  Waka Kurikilum                      : Sunomo, S.Pd
e.                   Waka Kesiswaan                     : Khoiriyah, S.Pd
f.                    Waka Sarpras                          : Irsyadur Rofiq, M.HI
g.                   Waka Humas                           : Abdul Khannan, S.PdI
h.                   Waka Saintek                          : Mumayyiz zain
i.                     Koord. Tata Usaha                  : Mustofa, S.Pd
j.                     Bendahara Sekolah                 : Rachmatul Jalilah
k.                   Staf Administrasi                    : Musrifa
l.                     Koord. Lab. TIK                     : Saifuddin

4.1.2. Inovasi yang telah dikembangkan SMP Al-Yasini Kraton
4.1.2.1. Inovasi Kurikulum

Inovasi/pembaharuan kurikulum yang dilakukan oleh kepala SMP Al-Yasini Kraton adalah modifikasi kurikulum, yaitu menambah jam ekstra pagarnusa 2 jam perminggu. Karna ini juga merupakan salah satu progam Unggulan di SMP Al-Yasini Kraton. Seperti pernyataan Bapak Suhemi, M.Pd :
“Semua lembaga di Al-Yasini mempunyai ciri khas, seperti SMA terkenal dengan Paskibraka, MTs terkenal dengan Drumband, sedangkan SMP Al-Yasiini Kraton terkenal dengan Pagar Nusa, maka dari itu kita masukkan Pagarnusa kedalam ekstrakurikuler wajib, 2 jam seminggu”[8]



4.1.2.2. Inovasi Sarana dan prasarana 
Dalam inovasi pengelolaan sarana dan prasarana  partisipasi Pemerintah dan orang tua dalam memberikan bantuan  sangat besar terhadap keberhasilan sarana prasarana yang telah diwujudkan. Disamping itu, peran waka sarpras dalam kontrol Sarana dan prasarana juga sangat berpengaruh.
Sesuai pernyataan waka sarpras :
“Dulu fasilitas di sini sangat minim, namun skarang alhamdulillah sudah mencukupi, sebagai contoh dalam 1 ruang kelas terdapat 2 kipas angin, 1 Televisi sebagai sarana hiburan saat jam istirahat agar siswa tidak keluar sekolah dan 1 LCD proyektor utuk guru yang menginginkan pembelajaran visual”[9].

TABEL V
Gedung SMP Al-Yasini Kraton
No.

Nama Sarana

Jumlah
Luas
1.
Ruang kelas    
12
48 m2
2.
Ruang Perpustakaan
1
9 m2
3.
Ruang Kepala Sekolah
1
10 m2
4.
Ruang Guru
1
32 m2
5.
Ruang Pengurus
1
32 m2
6.
Ruang BP/BK
1
9 m2
7.
Ruang Tata Usaha
1
12 m2
8.
Ruang OSIS
1
12 m2
9.
Laboratorium IPA
1
9 m2
10.
Laboratorium Komputer
1
9 m2
11.
Kamar Mandi Guru
2
4 m2
12.
Kamar Kecil Siswa
2
4 m2
13.
Lapangan Olah Raga
1
110 m2
Sumber data: Dokumentasi sekolah
Di samping sarana dan prasarana tersebut di atas, terdapat juga perlengkapan sekolah antara lain adalah:
                                                TABEL VI
                                                    Sarana Pendidikan SMP Al-Yasini Kraton
NO
NAMA BARANG
JUMLAH
1.
Komputer
34
2.
Mesin Prin
4
3.
Rak Buku
7
4.
Almari
5
5.
Meja
318
6.
Kursi
317
7.
Laptop
2
8
Kipas Angin
30
9
LCD Proyektor
12
10
TV
10

4.1.2.3. Inovasi Keuangan
Ide gagasan inovasi pengelolaan dengan konsep transparansi, segala bentuk transaksi dapat dilihat langsung secara online melalui intranet di sekolah, berikut pernyataan bendahara sekolah :
“Segala bentuk transaksi keuangan sudah di input secara online melalui server lokal menggunakan aplikasi jibas, jadi siapapun yang memiliki izin dapat melihat transaksi keuangan tersebut. [10]

Dalam pelaksanaannya Kepala SMP Al-Yasini Kraton selalu melihat skala prioritas, mana yang sangat dibutuhkan untuk sekolah itu yang akan didahulukan.
Proses pengelolaan keuangan di SMP Al-Yasini Kraton melalui dua tahapan yaitu, tahapan penerimaan yang khusus dipegang satu orang, tahapan pengeluaran dipegang dan dikontrol satu orang. Proses pembelanjaan keuangan, dipasrahkan kepada guru dan karyawan. Sebagai bukti laporan menyerahkan secara rasional dan profesional.
Dari uraian di atas, bahwa konsep inovasi pengelolaan keuangan, menggunakan konsep self managing school sebagai pengejawantahan manajemen berbasis sekolah (Fattah 2000:7-8), yaitu pelibatan pada bawahan untuk mengelola keuangan sebaik mungkin.

4.1.2.4. Inovasi Stategi pembelajaran
Inovasi strategi pembelajaran yang dilaksanakan SMP Al-Yasini Kraton, yaitu sesuai dengan ungkapan Waka kurikulum :
“Kita memiliki jaringan intranet yang mampu menyelenggarakan sekolah online, sedangkan pelaksanaanya kita serahkan kepada masing-masing guru, sedangkan  siswa kelas IX kita wajibkan mengikuti Bimbel UN, agar lebih menguasai bahasa asing kita menyarankan anak didik kita untuk mengikuti kursus di LPBA”[11]


4.1.2.5. Inovasi  Pengelolaan siswa
Penerimaan siswa SMP Al-Yasini Kraton untuk program kelas saintek harus lewat seleksi  yaitu peringkat 10 besar di SD masing-masing, kemudian melakukan test tulis dan Baca Al-Qur’an..
Setiap hari senin, SMP Al-Yasini Kraton melaksankan apel atu upacara, Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan siswa agar terus meningkatkan kinerja dan prestasinya seperti yang beliau katakan :
“Bagi siswa yang berprestasi akan ada reward, dan bagi siswa yang malas pasti ada punishment, begitu juga untuk Guru” [12]

Salah satu inovasi pengelolaan siswa SMP Al-Yasini Kraton Kraton seperti yang diungkapkan Waka Kesiswaan :
 “Kita selalu menjalin koordinasi dengan Pihak Ponpes untuk selalu memantau kondisi siswa sehari-hari, apabila ada masalah maka kita panggil guru BK dan Pengurus Pondok untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut”[13]


4.1.2.6. Inovasi Pengelolaan tenaga guru
Gaya kepemimpinan Kepala SMP Al-Yaini Kraton adalah dengan memberi tauladan yang baik kepada guru, beliau selalu berangkat lebih awal sebelum pelajaran berlangsung, untuk menyambut siswa yang datang, mengenakan pakaian yang rapi.
Proses inovasi pengelolaan guru merupakan salah satu kunci keberhasilan (key to succesfullnes), Untuk itu diperlukan profesionalisasi guru dibidang pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Salah satu cara yang ditempuh Kepala SMP Al-Yasini Kraton adalah dengan memberikan beasiswa bagi guru yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai ketentuan yang berlaku,[14].
Untuk menjaga  dan memantau Profesionalisme guru Kepala SMP Al-Yasini Kraton melaksanakan  kegiatan supervisi secara bergantian sesuai jadwal yang telah disusun oleh beliau, karna profesionalisme guru sangat diperlukan untuk melangsungkan proses inovasi di SMP Al-Yasini Kraton. Kecerdikan, kekreatifan, dan memiliki etos dan komitmen yang tinggi tumbuh berkembang secara personal profesional merupakan sikap inovatif yang dibutuhkan pula untuk melaksanakan inovasi lembaga pendidikan Sekolah.

4.1.2.7. Inovasi Pengelolaan hubungan masyarakat
Konsep school based management (manajemen berbasis sekolah) yang diterapkan SMP Al-Yasini Kraton, salah satunya proses pelibatan orang tua siswa terhadap keputusan lembaga, menumbuhkan rasa memiliki ‘mutual support’, sesuai pernyataan Waka Humas :
Kita slalu mengadakan pertemuan rutin setiap tahun ajaran baru untuk membahas kemajuan sekolah, diantaranya progam sekolah kedepannya, perkenalan tenaga pendidik dan kependidikan,  sekaligus transparansi penggunaan dana, kita juga selalu membuat surat pemberitahuan apabila ada informasi penting.[15]

Masyarakat saling mendukung keputusan yang telah dicapai bersama bahkan bertanggung jawab atas maju tidaknya Sekolah. Sehingga masyarakat menaruh kepercayaan, harapan yang tinggi terhadap Sekolah.

4.1.3. Peran Kepala SMP Al-Yasini Kraton  dalam Inovasi Lembaga Pendidikan
Kepala SMP Al-Yasini Kraton mempunyai satu visi, misi, dan tujuan yaitu ingin menjadikan Sekolah yang dulu tidak diminati masyarakat, minim prestasi, penuh konflik menjadi Sekolah dambaan umat diorientasikan menjadi “Kelas Inovatif’, atau minimal menjadi Sekolah efektif, mempunyai etos kerja dan iklim yang sehat (an efective school has a positive ethos and hygiene climate).
Untuk mewujudkan hal tersebut, harus diwujudkan melalui pengembangan inovasi: kurikulum, sarana  prasarana, keuangan, strategi pembelajaran, pengelolaan siswa, tenaga guru, dan hubungan masyarakat.
SMP Al-Yasini Kraton selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang pesat, minat masyarakat semakin besar terhadap Sekolah. Masyarakat mulai memberikan kepercayaan karena telah menunjukkan kemajuan.
Secara jelas trerbukti inovasi dapat ditemukan /dibandingkan dengan masa sebelumnya yakni kepemimpinan Bapak Drs H. Khoiron. Sebagai bukti, bahwa selama tiga tahun terakhir di SMP Al-Yasini Kraton adanya pengembangan inovasi: kurikulum, sarana prasarana, keuangan, strategi pembelajaran, pengelolaan siswa, guru, dan hubungan masyarakat (sebagaimana terbukti dalam temuan penelitian).    
Adapun peran kepala sekolah dalam inovasi lembaga pendidikan di SMP Al-Yasini adalah sebagai berikut :

4.1.3.1. Selalu berInovasi

Program kelas SainTek adalah salah satu Inovasi yang telah beliau gagas untuk  SMP Al-Yasini Kraton, Melalu program tersebut siswa diharapkan mampu menguasai ilmu Sains dan Teknologi, syarat utama agar bisa masuk program tersebut adalah harus peringkat minimal 10 besar di SD masing-masing dibuktikan dengan Fotocopy raport.

4.1.3.2. Memberikan kebebasan berpendapat

Kepala SMP Al-Yasini Kraton memberikan kebebasan pendapat antar Pengurus, Guru, Pegawai bahkan siswa untuk berinovasi selama tidak menyimpang dari visi misi dan tujuan, untuk itu Kepala SMP Al-Yasini Kraton menyediakan kotak saran untuk menampung kritik dan saran demi kemajuan sekolah.

4.1.3.3. Memberikan Beasiswa kepada Guru dan Pegawai
            Guru merupakan ujung tombak dari pelaksanaan pendidikan, guru yang profesional akan menghasilkan murid yang berkwalitas untuk itu kepala SMP Al-Yasini Kraton memberikan beasiswa bagi guru yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

4.1.3.4. Membentuk Tim Smart Guys
            Adalah tim yang terdiri dari guru SMP Al-Yasini Kraton yang ditugaskan untuk menyiapkan siswa-siswi yang akan mengikuti event/lomba, melalui tim tersebut diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa baik dibidang akademik maupun non akdemik, untuk lebih jelasnya lihat lampiran.

4.1.3.5. Melaksanakan Supervisi
            Untuk mengetahui kemampuan  guru dan menjaga kwalitas pembelajaran Kepala SMP Al-Yasini Kraton melakukan supervisi terhadap masing-masing guru yang mengajar di SMP Al-Yasini Kraton, dalam tersebut yang dinilai adalah kelengkapan perangkat pembelajaran (RPP) dan kemampuan mengelolah siswa (Pedagogik).

                   4.1.3.6. Memberikan Tauladan
       Sebagai kepala sekolah Kepala SMP Al-Yasini Kraton dituntut untuk selalu memberikan tauladan yang baik, salah satu contoh tauladan yang beliau berikan adalah dengan Disiplin datang pagi sebelum bel sekolah berbunyi, berpakain rapi seperti kata beliau saat apel pagi bahwasanya cara berpakain mencerminkan kepribadian seseorang.

4.1.3.7. Memberikan Motivasi
            Motivasi sangat diperlukan untuk membakar semangat belajar siswa, seperti yang dilakukan Kepala SMP Al-Yasini Kraton Pada saat apel atau upacara beliau tidak lupa memberikan motivasi kepada siswa maupun kepada guru.

4.1.3.8. Menerapkan Reward and Punishment
Sekecil apapun usaha atau prestasi yang diraih  Siswa maupun Guru Kepala SMP Al-Yasini Kraton selalu mengapresiasikan dengan memberikan hadiah, meskipun nilainya tidak seberapa, tapi maknanya sangat berharga sebagai motivasi agar selalu berupaya meningkatkan kwalitas diri.

4.2.       Temuan Penelitian
Inovasi Yang Telah  Dikembangkan di SMP Al-Yasini Kraton Kraton dapat dilihat dalam perkembangan tiga tahun terakhir, yaitu: Sekolah mengalami perkembangan yang pesat, karna SMP Al-Yasini Kraton membuka program kelas Saintek, yaitu salah satu program unggulan yang ada di SMP Al-Yasini Kraton, tidak ada yang membedakan dari sistem pembelajaran dari progam tersebut, hanya saja media pembelajaran lebih lengkap, siswa kelas saintek di sarankan membawa Laptop atau notebook sendiri karna di Kelas Saintek siswa dapat menyelenggarakan sekolah online, berkat program tersebut  animo siswa dan masyarakat semakin tinggi terhadap SMP Al-Yasini Kraton.
Berangkat dari progam unggulan,  SMP Al-Yasini Kraton terus mengembangkan inovasinya, inovasi yang telah telah dikembangkan SMP Al-Yasini Kraton antara lain sebagai berikut :

4.2.1.  Inovasi yang telah dikembangkan di SMP Al-Yasini Kraton
                           Berdasarkan paparan data hasil penelitian, inovasi yang telah dikembangkan oleh SMP Al-Yasini adalah sebagai berikut :
A.      Inovasi Kurikulum
B.       Inovasi Sarana dan Prasarana
C.       Inovasi Pengelolaan Keuangan
D.      Inovasi Strategi Pembelajaran
E.       Inovasi Pengelolaan Siswa
F.        Inovasi Pengelolaan Guru
G.      Inovasi Pengelolaan Hubungan Masyarakat

4.2.2. Peran Kepala SMP Al-Yasini dalam Inovasi Lembaga Pendidikan
                                  Berdasarkan Hasil wawancara dan observasi, peran Kepala SMP Al-Yasini dalam inovasi lembaga pendidikan adalah sebagai berikut :
A.      Selalalu berinovasi (Inovator)
B.       Memberikan kebebasan berpendapat
C.       Memberikan beasiswa bagi Guru dan murid
D.      Membentuk tim Smart Guys
E.       Melaksanakan Supervisi (Supervisor)
F.        Memberikan Tauladan (Leader)
G.      Memberikan Motivasi (Motivator)
H.      Menerapkan Reward and Punishment
Tabel VII
Temuan Hasil Penelitian
No
Fokus Penelitian
Temuan
1.
Inovasi yang telah dikembangkan SMP Al-Yasini Kraton.
1.                                    Inovasi Kurikulum
2.                                    Inovasi Sarana dan Prasarana
3.                                    Inovasi Pengelolaan Keuangan
4.                                    Inovasi Strategi Pembelajaran
5.                                    Inovasi Pengelolaan Siswa
6.                                    Inovasi Pengelolaan Guru
7.             Inovasi Pengelolaan Hubungan Masyarakat
2.
Peran Kepala SMP Al-Yasini Kraton dalam Inovasi lembaga pendidikan.
1.             Selalalu berinovasi (Inovator)
2.             Memberikan kebebasan berpendapat
3.             Memberikan beasiswa bagi Guru dan murid
4.             Membentuk tim Smart Guys
5.             Melaksanakan Supervisi (Supervisor)
6.             Memberikan Tauladan (Leader)
7.             Memberikan Motivasi (Motivator)
8.             Menerapkan Reward and Punishment





4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Inovasi Yang Telah Dikembangkan SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan
Inovasi yang terjadi di SMP Al-Yasini Kraton mengalami peningkatan yang sangat pesat.  Dari penelitian di lapangan dalam tiga tahun terakhir di SMP Al-Yasini Kraton adanya pengembangan inovasi: sarana prasarana, kurikulum, keuangan, strategi pembelajaran, pengelolaan siswa, guru, dan hubungan masyarakat. 
Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil inversi atau diskoversi, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.[16] Inovasi pendidikan tidak datang dengan sendirinya, warga sekolah sendiri yang harus mengupayakannya. Karena jika tidak, pendidikan akan tertinggal dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tang berkembang sangat pesat . Dalam teorinya, inovasi pendidikan harus melewati empat tahapan, yakni:[17]
a.    The increase in work load (pertambahan beban kerja). Contoh konkretnya, di SMP Al-Yasini Kraton menambah jam pelajaran Pagarnusa 2 jam pelajaran perminggu, terbukti dengan di raihnya 7 prestasi sekaligus dalam kurun waktu 1 tahun.
b.   Mempersiapkan diri dengan mempertinggi keahlian dalam rangka loss of confidence (kehilangan kepercayaan). Di SMP Al-Yasini Kraton guru-guru diberdayakan dengan mengikuti pelatihan atau wokshop yang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan saat ini, dan memberikan beasiswa bagi guru yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai syarat dan ketentuan.
c.    Period of confusion (masa kacau). Permasalahan di sekolah dapat timbul dari intern di sekolah maupun dari lingkungan luar sekolah (masyarakat). Karena itu Sekolah terus berusaha meningkatkan hubungan yang baik dengan sesama guru dan  masyarakat. Sebab antara guru, masyarakat dan Sekolah terdapat hubungan yang disebut “mutual support”. Antara keduanya saling membutuhkan dan memberikan keuntungan.   
d.   The blacklash, artinya apabila ada kasus-kasus yang timbul misalnya rumus evaluasi hendaknya dipecahkan menurut upaya inovasi. Dalam hal proses pembelajaran, SMP Al-Yasini Kraton menerapkan model, online class, class grouping, rotation class, bimbingan UN,  kursus bahasa asing di LPBA, kesemuanya ini adalah upaya untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah. Dalam segi keuangan, SMP Al-Yasini Kraton menerapkan konsep transparansi. Agar semua pihak dapat melihat keluar masuknya keuangan sekolah.

4.3.2. Peran Kepala Sekolah Dalam Inovasi Lembaga Pendidikan di SMP Al-Yasini Kraton
Peran Kepala Sekolah dalam inovasi lembaga pendidikan sangatlah penting, karena kepala sekolah adalah pemimpin , dan keberhasilan sekolah tergantung dari pemimpin itu sendiri, maka dari itu peran Kepala Sekolah sangat berpengaruh dalam meningkat mutu dan kwalitas pendidikan, sedangkan peran kepala sekolah Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah mempunyai 7 fungsi utama, yaitu :

1.    Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)        
Kepala SMP Al-Yasini Kraton memang tidak secara langsung mengajar ke kelas, tapi beliau sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, salah satunya adalah dengan memberikan beasiswa bagi guru yang ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku seperti yang diungkapkan oleh bapak mustofa :
“Dulu pendidikan terakhir saya masih SMK, namun sekarang sudah Strata satu (S1) Pendidikan Bahasa Inggris, ini tidak lepas dari peran Kepala Sekolah yang memberikan kesempatan dan beasiswa bagi guru yang ada di sekolah ini”[18].


2.    Kepala Sekolah Sebagai Manajer
a. Merencanakan
Dalam upaya meningkatkan kwalitas tentu ada perencanaan, perencanaan yang ditempuh Kepala SMP Al-Yasini adalah dengen menerbitkan Surat Keputusan (SK) Pembentukan Tim Smart Guys, tim ini bertugas mengembangkan SMP Al-Yasini Kraton untuk menjadi yang lebih baik.
b. Melaksanakan
             Dalam melaksankan inovasi lembaga pendidikan kepala SMP Al-Yasini Kraton selalu memantau jalannya proses inovasi itu sendiri,  beliau selalu meminta laporan pengurus dan guru setiap bulannya terkai inovasi yang dikembangkan.


c. Evaluasi
             Setiap ada kebijakan pasti ada kekurangan dan kelebihan, kepala SMP Al-Yasini Kraton selalu mengevaluasi setiap kebijakan yang telah dibuat, mengambil mana yang baik dan meninggalkan yang kurang baik. Hal ini dilakukan setiap bulan dengan mengadakan rapat koordinasi antar pengurus dan guru.

3.    Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan inovasi perlu adanya pendaan yang cukup besar, dalam hal ini Kepala SMP Al-Yasini Kraton selalu melihat skala prioritas, mana yang sangat dibutuhkan untuk sekolah itu yang akan didahulukan.

4.    Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
                  Setiap bulan kepala sekolah melaksanakan  kegiatan supervisi secara bergantian sesuai jadwal yang telah disusun oleh beliau, Kepala SMP Al-Yasini Kraton melakukan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dari hasil supervisi tersebut, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

5.   Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Sebagai seorang pemimpin Gaya kepemimpinan Kepala SMP Al-Yaini Kraton memberi tauladan yang baik kepada guru, contohnya beliau selalu berangkat lebih awal sebelum pelajaran berlangsung, mengenakan pakaian yang rapi, beliau pernah mengatakan : “Kemampuan seseorang dapat tercermin dalam cara berpakain.”[19]

6.  Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam inovasi lembaga pendidikan tentu Kepala Sekolah sebagai inovator yang slalu menciptakan ide-ide baru, gagasan baru, seperti ketika beliau membuat program kelas Saintek, ide tersebut di kemukakan oleh beliau, kemudian ditawarkan kepada guru-guru melalui rapat.





7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Setiap pagi hari senin, SMP Al-Yasini Kraton melaksankan apel atu upacara, disana beliau selalu memberikan motivasi kepada guru dan siswa agar terus meningkatkan kinerja dan prestasinya seperti memberi reward dan punishmen bagi guru dan siswa atas kinerja dan prestasinya.


1 Sunomo,S.Pd  (Waka Kurikulum), wawancara, Pasuruan 18 Agustus 2015
2 Suhaemi,M.Pd ( Kepala Sekolah), wawancara, Pasuruan, 19 Agustus 2015
[4] Khoiriyah,S.Pd (Waka Kesiswaan), wawancara , Pasuruan, 19 Agustus 2015
[5] Suhaemi,M.Pd (Kepala Sekolah), wawancara , Pasuruan, 19 Agustus 2015

[6] Sunomo,S.Pd  (Waka Kurikulum), wawancara, Pasuruan 18 Agustus 2015
[7] Suhaemi,M.Pd (Kepala Sekolah), wawancara , Pasuruan, 19 Agustus 2015
[8] Suhaemi,M.Pd (Kepala Sekolah), wawancara , Pasuruan, 19 Agustus 2015
[9] Irsyadur Rofiq (Waka Sarpras), wawancara , Pasuruan, 18 Agustus 2015
[10] Rachmatul jalilah, (Bendahara Sekolah),wawancara, Pasuruan, 20 Agustus 2015
[11] Sunomo,S.Pd  (Waka Kurikulum), wawancara, Pasuruan 18 Agustus 2015
[12] Suhaemi,M.Pd (Kepala Sekolah), wawancara , Pasuruan, 19 Agustus 2015
[13] Khoiriyah, S.Pd (Waka Kesiswaan), wawancara , Pasuruan, 19 Agustus 2015
[14] Suhaemi,M.Pd (Kepala Sekolah), wawancara , Pasuruan, 19 Agustus 2015
[15] Abdul Khanna,S.Pd (Waka Humas) , wawancara, Pasuruan, 21 Agustus 2015
[16] Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Peresada, 1993), 12.
[17] Ibid, 15.
[18] Mustofa, S,Pd (guru bahasa inggris), wawancara, Pasuruan, 19 Agustus 2015
[19]  Suhaemi,M.Pd (Kepala Sekolah), wawancara , Pasuruan, 19 Agustus 2015
 
BAB V
PENUTUP
                                                                                        
5.1.  KESIMPULAN
Dari beberapa temuan dan pembahasan hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Inovasi yang telah dikembangkan kepala SMP Al-Yasini Kraton mengalami perkembangan yang sangat pesat yang meliputi: kurikulum, sarana dan prasarana, keuangan, dan strategi pembelajaran; pengelolaan siswa, guru, dan hubungan masayarakat.
2.      Peran kepala SMP Al-Yasini Kraton dalam melaksanakan inovasi pendidikan adalah dengan slalu berinovasi, memberikan kebebasan berpendapat, memberikan beasiswa, membentuk tim SmartGuys, melaksanakan supervisi, memberikan tauladan, memberikan motivasi, serta menerapkan reward and punishment.

5.2.  SARAN
87
 
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah di kemukakan penulis diatas, Kemudian penulis memberikan saran yang di sampaikan pada obyek penelitian SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan dan lingkungan pendidikan pada umumnya. Adapun saran-saran tersebut adalah:
1.      Kepada kepala SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan untuk terus selalu melaksanakan inovasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dikelola.
2.      Kepada kepala SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan agar Lebih transparansi dengan menerapkan Open Manajemen dibidang keuangan.
3.      Kepada kepala SMP Al-Yasini Kraton Pasuruan Lebih agar Familiar/merakyat kepada bawahannya.
4.      Kapada setiap kepala sekolah harus senantiasa memberi contoh terbaik (Uswatun hasanah).
5.      Kepada Setiap Tenaga pendidik dan kependidikan harus selalu mendukung apapun inovasi yang baik dikembangkan Kepala Sekolah, agar inovasi tersebut tercapai dengan sempurna.

 
DAFTAR PUSTAKA

UU RI No.20 Th 2003 Tentang  SPN, Jakarta: Sinar Grafika.

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 98-122

Purwanto Ngalim, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 65

Sumidjo, Wahyu, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Cet. 3, (Jakarta: Grafindo Persada, 2002)

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi Pendidikan, Cet 13, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1991)

Yacub, M Dahlan, Kamus Ilmiyah Populer, (surabaya : arkola, 2001)

Subandijah,  Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993)

Gorton, RA,  School Administration Challenge and OpportunityFor Leadership, (New York: Win. C. Brown Company Publisher, 1976).

Widjaya C, dkk, Upaya Pembaharuan Dalai Pendidikan dan Pengajaran, ( Bandung : Rosda Karya, 1988)

Baker, Pophan L. Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001)
Amidjaya, dkk, Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI, Jakarta: (Widiasarana Indonesia, 1991)

Arikunto, Suharsimi,  Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998)

Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta : BPFE-UGM, 1997)

Ibrahim, Inovasi Pendidikan, (jakarta : Depdikbud Dikti Proyek Pengembangan Pendidikan, 1998)

Moleong J, Lexi. , Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya1990)

Nazir, Muhammad, Metodologi Penelitian, (Bandung: Tarsito, 1988)

Narbuko, Cholid, Metode Penelitian, (Jakarta: Budi Aksara, 1997)






























 

Post a Comment

Komentar Anda tidak merubah apapun...!

Lebih baru Lebih lama