sewaktu engkau bertanya
kutatapi segugus dedaun kelapa gading melambai tertiup angin…
“indah hamparan pasir putih mencatat setiap serpih kisah kita…
disana tak kutemui sedikitpun cela, semua terlihat sempurna….
aku tertegun menatapmu yang membuat aksara manja…
seketika gaung kerinduan itu terpancar dari binar mataku….
namun nyatanya….
dalam sewindu gurat rona berbiak menjadi pucat….
ribuan sesak menohok hati, memaksaku mengulur nafas berat…
ada makna apa dengan zahir yang kau lafadz sewaktu kita duduk berdekatan,
memandang mentari meredup dipapas senja…
zahirmu itu tersiar disetiap buih-buih putih yang menepi…
lalu menguap sampai keselempang lembayung senja juga kesemak-semak belukar liar…
gaung rinduku kini membeku dijamah kebungkamanmu…
kau sematkan mahkota kepalsuan cinta dipendopo hatiku…
yang membuatku meringkuk dalam sangkar nestapa tak berujung….
hanya copy paste..... maklumlah saya menghargai karya orang lain
kutatapi segugus dedaun kelapa gading melambai tertiup angin…
“indah hamparan pasir putih mencatat setiap serpih kisah kita…
disana tak kutemui sedikitpun cela, semua terlihat sempurna….
aku tertegun menatapmu yang membuat aksara manja…
seketika gaung kerinduan itu terpancar dari binar mataku….
namun nyatanya….
dalam sewindu gurat rona berbiak menjadi pucat….
ribuan sesak menohok hati, memaksaku mengulur nafas berat…
ada makna apa dengan zahir yang kau lafadz sewaktu kita duduk berdekatan,
memandang mentari meredup dipapas senja…
zahirmu itu tersiar disetiap buih-buih putih yang menepi…
lalu menguap sampai keselempang lembayung senja juga kesemak-semak belukar liar…
gaung rinduku kini membeku dijamah kebungkamanmu…
kau sematkan mahkota kepalsuan cinta dipendopo hatiku…
yang membuatku meringkuk dalam sangkar nestapa tak berujung….
hanya copy paste..... maklumlah saya menghargai karya orang lain
Posting Komentar
Komentar Anda tidak merubah apapun...!