MAKALAH
PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN
(PAIKEM)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Managemen Mutu Pendidikan Islam
Dosen:
Ir.
Moh. Irham Zuhdi, M.Pd
Disusun Oleh :
Muhammad Sofiyulloh
Muhammad Sofiyulloh
PRODI
:
Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI) AL-YASINI
Jl. Areng-Areng
Wonorejo Pasuruan
2012
Bismillahirrohmaanirrohim.
Puji Syukur senantiasa kami persembahkan kehadirat Alloh SWT yang tiada pernah
berhenti melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya yang bersifat lahir dan
batin. Sholawat serta salam semoga
senantisa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas membuat makalah ini yang berjudul “PEMBELAJARAN
AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)”
Dalam penyusunan makalah ini tidak
lepas dari dorongan serta bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapakan
terima kasih kepada Bapak Ir. Moh. Irham
Zuhdi, Mpd Pembimbing kami serta teman-temanku yang berbahagia.
Saran dan kritik dari semua pihak
selalu kami tunggu demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat diterima dan memberi manfaat bagi kami khususnya dan
pembaca pada umumnya. Besar harapan kami semoga makalah ini menjadikan amal dan
menambah wawasan ilmu pengetahuan kita. Amin.
Kraton, 8 Januari 2012
Muhammad Sofiyulloh
DAFTAR ISI
Halaman
Judul...............................................................................................
Kata
Pengantar.............................................................................................
i
Daftar
Isi.....................................................................................................
ii
BAB I Pendahuluan...................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
D. Manfaat........................................................................................................ 2
BAB II
Pembahasan..................................................................................... 3
A. Pengertian PAIKEM.................................................................................... 3
B. Penerapan PAIKEM dalam Proses
Pembelajaran....................................... 6
C. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan PAIKEM............... 8
D. Pengelolaan Kelas
PAIKEM...................................................................... 11
E. Penilaian
PAIKEM..................................................................................... 13
F. Keunggulan dan
Kelemahan PAIKEM...................................................... 16
BAB III
Penutup......................................................................................... 17
A. Simpulan..................................................................................................... 18
B. Saran........................................................................................................... 18
Daftar
Pustaka............................................................................................. 19
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH
PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
(PAIKEM)
Disusun
Oleh :
Muhammad Sofiyulloh
Muhammad Sofiyulloh
Di Sahkan
Oleh :
Dosen :
Ir. Moh. Irham Zuhdi, M.Pd
Jl. Areng-Areng Wonorejo Pasuruan
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Mengajar bukan semata menceritakan bahan pembelajaran kepada siswa. Dan
juga bukan merupakan konsekuensi otomatis penuangan ke dalam benak
siswa. Namun belajar memerlukan keterlibatan mental dan perbuatan siswa
sendiri. Penjelasan dan pemeragaan dari guru semata tidak akan membuahkan hasil
belajar yang optimal. Hasil belajar yang optimal hanya akan diperoleh jika
proses pembelajaran yang dilakukan banyak melibatkan siswa untuk beraktifitas
serta mengembangankan kreatifitas yang dimiliki siswa secara optimal.
Bagaimanakah caranya membuat proses pembelajaran yang aktif dan
kreatif? Proses pembelajaran akan menjadi aktif jika siswa terlibat langsung
dalam penyelesaian semua masalah yang diberikan oleh gurunya. Dalam prosesnya
siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduknya, bergerak leluasa dan berfikir
keras, mengkaji gagasan, memecahkan masalah , dan menerapkan konsep yang telah
dipelajarinya.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengarnya,
melihatnya, mengajukan pertanyaan tentang kompetensi yang sedang dibahas serta
membahasnya dengan orang lain. Dan bahkan tidak cukup saja, melainkan siswa
perlu mengerjakannya yakni menggambarkan sesuatu dengan caranya sendiri,
menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan keterampilannya, dan mengerjakan
tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Kita tahu bahwa siswa bisa belajar dengan sangat baik jika
mempraktikkannya, namun bagaimana caranya kita bisa menggalakkan belajar aktif
dan kreatif? Semua permasalahan ini dapat dijawab dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran yang inovatif.
Bentuk Pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan Pendekatan Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
Bagaimanakah pendekatan tersebut dalam pembelajaran, secara rinci akan
diuraikan dalam makalah ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian
PAIKEM?
2.
Bagaimana
penerapan PAIKEM dalam proses pembelajaran?
3.
Hal-hal apa
saja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM?
4.
Bagaimana cara
pengelolaan kelas PAIKEM?
5.
Bagaimana
penilaian PAIKEM?
6.
Apa saja
keunggulan dan kelemahan PAIKEM?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
pengertian PAIKEM
2.
Mengetahui
penerapan PAIKEM dalam proses pembelajaran
3.
Mengetahui
hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
4.
Mengetahui cara
pengelolaan kelas PAIKEM
5.
Mengetahui cara
penilaian PAIKEM
6.
Mengetahui
keunggulan dan kelemahan PAIKEM
D.
MANFAAT
Pembuatan
makalah ini mempunyai manfaat yang sangat besar baik untuk guru maupun siswa
serta penulis. Bagi guru mempunyai alternatif model pembelajaran serta dapat
meningkatkan kualitas pengajarannya. Bagi siswa makalah ini mempunyai manfaat
sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan prestasinya dan alternatif cara belajar
yang baik. Penulis mendapat pengetahuan baru tentang model pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PAIKEM
PAIKEM adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya, pembelajaran PAIKEM
adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Aktif
Aktif dimaksudkan
bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru
tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat
belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan
generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan
dirinya dan orang lain. Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar
merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru.
Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri
pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat
pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar
mengaktifkan anak.
Di dalam
implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara
aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan
siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat
dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan
kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden &
Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh
individu tersebut.
Inovativ
Pembelajaran
PAIKEM bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is
fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa
sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di
kelas, perasaan tertekan dengan tenggang waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran
inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing
orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory
atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan
pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri
siswa.
Kreatif
Kreatif juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa pembelajaran PAIKEM juga dirancang
untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemandirian
dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua
bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar
sepanjang hidupnya. Ciri seorang pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu
secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang
dihadapinya; (b) mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan
masalah belajarnya; (c) memonitor keefektivan strategi tersebut; dan (d)
termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya
terselesaikan.
Efektif
Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan
tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain
biasa. Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk
mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu
beragam, karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan
berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang
beranggapan bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAIKEM seringkali
tidak efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran
tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam
pembelajaran PAIKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu
yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai
hanya pada tataran kognitif saja.
Menyenangkan
Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”)
tinggi. Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap
memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus
menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika
suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif
mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar
yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang
sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya
belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu
yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar
jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka
dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa
pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan
dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika
disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini
merupakan ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAIKEM
sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.
B. PENERAPAN
PAIKEM DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Secara garis besar, PAIKEM dapat
digambarkan sebagai berikut:
1.
Siswa terlibat
dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.
Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.
Guru mengatur
kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan ‘pojok baca’
4.
Guru menerapkan
cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.
5.
Guru mendorong
siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk
mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
PAIKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang
sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM
dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan
Guru
|
Kegiatan
Belajar Mengajar
|
Guru
merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran
|
Guru
melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
·
Percobaan
·
Diskusi
kelompok
·
Memecahkan masalah
·
Mencari
informasi
·
Menulis
laporan/cerita/puisi
·
Berkunjung
keluar kelas
|
Guru
menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam.
|
Sesuai mata
pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
§
Alat yang
tersedia atau yang dibuat sendiri
§
Gambar
§
Studi kasus
§
Nara sumber
§
Lingkungan
|
Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
ª
Melakukan
percobaan, pengamatan, atau wawancara
ª
Mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya sendiri
ª
Menarik
kesimpulan
ª
Memecahkan
masalah, mencari rumus sendiri.
ª
Menulis
laporan hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
|
Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan
atau tulisan
|
Melalui:
è
Diskusi
è
Lebih banyak
pertanyaan terbuka
è
Hasil karya
yang merupakan anak sendiri
|
Guru menyesuaikan
bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
|
ü
Siswa
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
ü
Bahan
pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
ü
Siswa diberi
tugas perbaikan atau pengayaan.
|
Guru
mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari.
|
Ø
Siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Ø
Siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai KBM
dan kemajuan belajar siswa secara terus-menerus
|
Ü
Guru memantau
kerja siswa.
Ü
Guru
memberikan umpan balik.
|
C. HAL-HAL YANG
HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PAIKEM
1.
Memahami sifat
yang dimiliki anak
Pada dasarnya
anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota,
anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia –
selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut
merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur
bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang
menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2.
Mengenal anak
secara perorangan
Para siswa
berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak
dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar
anak tersebut menjadi optimal.
3.
Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk
sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok
dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok.
Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
4.
Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya
hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis
dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada
diri anak sejak lahir.
Oleh karena
itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang
dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada
yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya
tertutup (jawaban betul hanya satu).
5.
Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas
yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang
dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi,
karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN
karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6.
Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7.
Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil
belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan
balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru
dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan
siswa.
Selain itu,
cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar
siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru
harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan
catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi
pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8.
Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru
yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental
lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
D. PENGELOLAAN
KELAS PAIKEM
Seting kelas
yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif dalam proses belajar,
termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi pribadi dan
pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif
belajar. Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan, seting kelas
konstruktif merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman
akuisisi adalah benar-benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat
belajar. Karakteristik seting kelas konstruktif untuk belajar adalah
terkondisikannya belajar secara umum, instruksi, dan belajar bersama.
Lima metode kunci untuk merancang
seting kelas yang konstruktif , yaitu:
1)
Melindungi
pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan mengembangkan otonomi dan
kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi secara
pribadi yang relevan dengan pemelajar,
2)
Menciptakan
konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi
3)
Mengkondisikan
pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas belajar
4)
Mendorong
pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah laku yang
memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya; dan
5)
Mendorong
kesadaran belajar dan pengujian kesalahan (Hadi Mustofa, 1998).
Penataan dan
atau pengelolaan kelas dalam PAIKEM perlu mempertimbangkan enam elemen Constructivist
Learning Design (CDL) yang dikemukakan oleh Gagnon and Collay, yaitu situation,
groupings, bridge, questions, exhibit, and reflections.
Situation, terkait
dengan hal-hal berikut; apa tujuan episode pembelajaran yang akan dicapai, apa
yang diharapkan setelah siswa keluar ruangan kelas, bagaimana mengetahui bahwa
siswa telah mencapai tujuan, tugas apa yang diberikan kepada siswa untuk
mencapai tujuan, bagaimana deskripsi tugas tersebut (as a process of solving
problems, answering question, creating metaphors, making decisions, drawing
conclusions, or setting goals).
Grouping, dapat
dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau didasarkan pada karakteristik
materi.
Bridge, terkait
dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk menjembatani atara pengetahuan yang
telah dimiliki siswa sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dibangun
siswa.
Question, pertanyaan
apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain (panduan pertanyan apa yang
dapat mengintrodusir situasi, menata pengelompokan, dan membangun jembatan),
pertanyaan klarifikasi apa yang digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan
aktivitas belajar siswa.
Exhibit,
bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka melalui demonstrasi cara
berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau memenuhi tugas.
Reflections, bagaimana
siswa melakukan refleksi dalam menyelesaikan tugas mereka, apakah siswa ingat
tentang (feeling, images, and language of their thought), apa sikap,
proses, dan konsep yang akan dibawa siswa setelah keluar kelas.
E. PENILAIAN
PAIKEM
Sebuah
pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah ”Penilaian Mendorong Pembelajaran
?” atau apakah ”pembelajaran itu untuk mempersiapkan sebuah tes ? ” atau apakah
’Pembelajaran dan Tes’ tersebut dilakukan guna mendapatkan pengakuan tentang
kompetensi yang diperlukan siswa atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep PAKEM,
penilaian dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu
keberhasilan dalam proses maupun keberhasilan dalam lulusan (output).
Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan
senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan lulusan
(output) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan standar
kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum.
Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian harus dilakukan
dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup paling sedikit tiga aspek
: pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja melibatkan Professional
Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk ini,
pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
merupakan pendekatan penilaian alternatif yang paling representatif untuk
menentukan keberhasilan pembelajaran Model PAKEM
Media dan bahan
ajar. ”Media dan Bahan Ajar” selalu menjasi penyebab ketidakberhasilan sebuah
proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana di
antara para pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas mengajar mereka di
sekolah adalah tidak tersedianya ’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup
memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal. Seakan ada korelasi antara
ketersediaan ’media bahan ajar’ di sekolah dengan keberhasilan pembelajarn
siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan proses
pemblajarn siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Sebuah
alasan klasik selalu kita dengar bahwa ”sekolah tidak punya dana untuk itu”!.
Dalam
pembelajaran Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif,
proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif
yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema
mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia
seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu
mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para
guru dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan
menggunakan berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di
dapat, seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya,
guna memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan.
Media simulasi
untuk pembelajaran PAKEM tidak selalu harus dibeli jadi, tetapi dirancang bisa
dirancang oleh seorang guru mata pelajaran sendiri. Guru dituntut lebih
kreatifdan memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide dan inofatifnya.. Jadi,
model ’pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan’, atau yang kita
sebut dengan PAKEM itu tidak selalu mahal. Unsur kreatifitas itu bukan terletak
pada produk/media yang sudah jadi, tetapi lebih pada pola fikir dan strategi yang
digunakan secara tepat oleh seorang guru itu sendiri dalam merancang dan
mengajarkan materi pelajarannya.
Dalam merancang
sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk diperhatikan oleh
seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta
didik, seperti dalam pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style
Inventory’. Media yang dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna
merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan. Sementara ini media
pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan adalah media elektronik
(Computer – Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian ’bahan ajar’ harus
dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini
dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan
fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru.
Perlu dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar
para siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi
(baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn
dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam sebuah
Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses
pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).
Jenis Penilaian
Sesuai Dengan Pembelajaran Model PAIKEM
1.
Penilaian yang
sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan
proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2.
Tujuan Penilaian
otentik itu sendiri adalah untuk:
(a) Menilai
Kemampuan Individual melalui tugas tertentu;
(b) Menentukan
kebutuhan pembelajaran;
(c) Membantu dan
mendorong siswa;
(d) Membantu dan
mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi
pembelajaran;
(e) Akuntabilitas
lembaga; dan
(f) Meningkatkan
kualitas pendidikan.
3.
Bentuk
penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara
itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek
lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4.
Dalam
pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya
dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk
penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.
Tujuan
Penilaian Pembelajaran Model PAKEM
1.
Menilai
kemampuan individual melalui tugas tertentu
2.
Menentukan
kebutuhan pembelajaran
3.
Membantu dan
mendorong siswa
4.
Membantu dan
mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5.
Menentukan
strategi pembelajaran
6.
Akuntabilitas
lembaga
7.
Meningkatkan
kualitas pendidikan
F. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PAIKEM
Keunggulan
Model Pembelajaran PAIKEM :
·
Siswa lebih
berperan aktif dalam pembelajaran sehingga pada gilirannya dapat mencetak siswa
yang cerdas.
·
Dengan PAIKEM
pembelajaran akan lebih bermakna sehingga pembelajaran itu berkesan bagi siswa
dan tidak terlupakan karena keaktifan mereka
·
Suasana yang
menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa
·
Siswa dapat
menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan
ide, pendapat dan gagasannya
·
Membangkitkan
semangat siswa, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
·
Melibatkam
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
·
Mendorong
kesadaran belajar dan pengujian kesalahan
·
Mendorong
pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah laku yang
memungkinkan pembelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya
·
Siswa dapat
terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya
·
Dengan
meningkatnya minat siswa terhadap pembelajaran maka akan meningkat pula
perhatian dan konsentrasi siswa dalam belajar, sehingga akan menumbuhkan
kegembiraan saat pembelajaran berlangsung (Keriangan hati)
·
Dalam proses
pembelajarannya dapat memanfaatkan lingkungan sekitar, sehingga proses
pembelajarannya tidak hanya dilakukan di dalam kelas melainkan dapat juga di
luar kelas (Depdiknas: 2006).
·
Menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
·
Dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kelemahan Model
Pembelajaran PAIKEM :
Dalam
pembelajaran PAIKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu
yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai
hanya pada tataran kognitif saja.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah
model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan (proses
belajar) yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman
berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.
2. Aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan salah satu
model pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide
sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar
3. Dampak positif
dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa
keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita
renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk
mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to
do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar
untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan
lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran
tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan pembelajaran.
B. SARAN
Dari hasil
pemikiran di atas maka dapat disarankan bahwa dalam rangka memberdayakan
kemampuan bernalar siswa, para guru dapat mempertimbangkan untuk menerapkan
model PAIKEM dan memvariasinya dalam pelaksanaannya sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
.Pengertian dan Ciri Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Kreatif, dan Menyanangkan) http://ideguru.wordpress.com/2010/04/19/pengertian-dan-ciri-pembelajaran-pakem-pembelajaran-aktif-kreatif-afektif-dan-menyenangkan/
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar:
dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ismail,
Bustamam. 2010. Pengembangan Model
Pembelajaran PAIKEM dengan Pendekatan SETS. http://wordpress.com/2007/07/04/pengembangan-model-pembelajaran-paikem-dengan-pendekatan-sets//
Pramudi, Lanjar. Upaya Peningkatan
Kompetensi Siswa Melalui Pembelajaran Inovatif
Purwanti, 2004. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan Metodologi Pengajaran. Bandung
:Tarsito
Sudjatmiko,2003. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta
Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif, efektif dan menyenangkan. http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan
menyenangkan/
Posting Komentar
Komentar Anda tidak merubah apapun...!