BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Mengajar bukan semata menceritakan bahan pembelajaran kepada siswa. Dan
juga bukan merupakan konsekuensi otomatis penuangan ke dalam benak
siswa. Namun belajar memerlukan keterlibatan mental dan perbuatan siswa
sendiri. Penjelasan dan pemeragaan dari guru semata tidak akan membuahkan hasil
belajar yang optimal. Hasil belajar yang optimal hanya akan diperoleh jika
proses pembelajaran yang dilakukan banyak melibatkan siswa untuk beraktifitas
serta mengembangankan kreatifitas yang dimiliki siswa secara optimal.
Bagaimanakah caranya membuat proses pembelajaran yang aktif dan
kreatif? Proses pembelajaran akan menjadi aktif jika siswa terlibat langsung
dalam penyelesaian semua masalah yang diberikan oleh gurunya. Dalam prosesnya
siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduknya, bergerak leluasa dan berfikir
keras, mengkaji gagasan, memecahkan masalah , dan menerapkan konsep yang telah
dipelajarinya.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengarnya,
melihatnya, mengajukan pertanyaan tentang kompetensi yang sedang dibahas serta
membahasnya dengan orang lain. Dan bahkan tidak cukup saja, melainkan siswa
perlu mengerjakannya yakni menggambarkan sesuatu dengan caranya sendiri,
menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan keterampilannya, dan mengerjakan
tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Kita tahu bahwa siswa bisa belajar dengan sangat baik jika
mempraktikkannya, namun bagaimana caranya kita bisa menggalakkan belajar aktif
dan kreatif? Semua permasalahan ini dapat dijawab dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran yang inovatif.
Bentuk Pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan Pendekatan Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM).
Bagaimanakah pendekatan tersebut dalam pembelajaran, secara rinci akan
diuraikan dalam makalah ini.
Metode PAIKEM ini tidak hanya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
akan tetapi juga menciptakan kepuasan dan ketuntasan mengajar bagi guru dan
murid, serta meningkatkan kwalitas mutu pendidikan di lembaga SMPU Al-Yasini
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penerapan PAIKEM dalam proses
pembelajaran?
2. Bagaimana cara pengelolaan kelas
PAIKEM?
3.
Bagaimana sistem penilaian PAIKEM?
1.3
TUJUAN
1. Mengetahui
penerapan PAIKEM dalam proses pembelajaran
2. Mengetahui cara pengelolaan kelas
PAIKEM
3.
Mengetahui sistem penilaian PAIKEM
1.4
MANFAAT
Pembuatan
makalah ini mempunyai manfaat yang sangat besar baik untuk guru maupun siswa
serta penulis. Bagi guru mempunyai alternatif model pembelajaran serta dapat
meningkatkan kualitas pengajarannya. Bagi siswa makalah ini mempunyai manfaat
sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan prestasinya dan alternatif cara belajar
yang baik. Penulis mendapat pengetahuan baru tentang model pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 PENGERTIAN PAIKEM
PAIKEM adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya, pembelajaran PAIKEM
adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
2.1.1 Aktif
Aktif dimaksudkan
bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Di dalam
implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara
aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan
siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat
dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan
kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden &
Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh
individu tersebut.
2.1.2 Inovativ
Pembelajaran
PAIKEM bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is
fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa
sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di
kelas, perasaan tertekan dengan tenggang waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran
inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing
orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory
atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan
pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri
siswa.
2.1.3 Kreatif
Kreatif juga dimaksudkan
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa pembelajaran PAIKEM juga dirancang untuk mampu
mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
Efektif
Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa. Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan
sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan.
2.1.4 Menyenangkan
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar
yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
2.2
PENERAPAN PAIKEM DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
Secara garis besar, PAIKEM dapat
digambarkan sebagai berikut:
1.
Siswa terlibat
dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.
Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.
Guru mengatur
kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan ‘pojok baca’
4.
Guru menerapkan
cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar
kelompok.
5.
Guru mendorong
siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk
mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
PAIKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang
sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM
dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan
Guru
|
Kegiatan
Belajar Mengajar
|
Guru
merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran
|
Guru
melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
·
Percobaan
·
Diskusi
kelompok
·
Memecahkan
masalah
·
Mencari
informasi
·
Menulis
laporan/cerita/puisi
·
Berkunjung
keluar kelas
|
Guru
menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam.
|
Sesuai mata
pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
§
Alat yang
tersedia atau yang dibuat sendiri
§
Gambar
§
Studi kasus
§
Nara sumber
§
Lingkungan
|
Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
ª
Melakukan
percobaan, pengamatan, atau wawancara
ª
Mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya sendiri
ª
Menarik kesimpulan
ª
Memecahkan
masalah, mencari rumus sendiri.
ª
Menulis
laporan hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
|
Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan
atau tulisan
|
Melalui:
è
Diskusi
è
Lebih banyak
pertanyaan terbuka
è
Hasil karya
yang merupakan anak sendiri
|
Guru
menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
|
ü
Siswa
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
ü
Bahan
pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
ü
Siswa diberi
tugas perbaikan atau pengayaan.
|
Guru
mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari.
|
Ø
Siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Ø
Siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai KBM
dan kemajuan belajar siswa secara terus-menerus
|
Ü
Guru memantau
kerja siswa.
Ü
Guru
memberikan umpan balik.
|
2.3
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MELAKSANAKAN PAIKEM
2.3.1
Memahami sifat
yang dimiliki anak
Pada dasarnya
anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota,
anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia –
selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut
merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur
bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang
menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2.3.2
Mengenal anak
secara perorangan
Para siswa
berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak
dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar
anak tersebut menjadi optimal.
2.3.3
Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk
sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok
dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok.
Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
2.3.4
Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya
hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis
dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada
diri anak sejak lahir.
Oleh karena
itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang
dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada
yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya
tertutup (jawaban betul hanya satu).
2.3.5
Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas
yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang
dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi,
karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN
karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
2.3.6
Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
2.3.7
Memberikan umpan
balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil
belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan
balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru
dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan
siswa.
Selain itu,
cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar
siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru
harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan
catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi
pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
2.3.8
Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru
yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental
lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
2.4
PENGELOLAAN KELAS PAIKEM
Seting kelas
yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif dalam proses belajar,
termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi pribadi dan
pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif belajar.
Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan, seting kelas konstruktif
merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah
benar-benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat belajar.
Karakteristik seting kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondisikannya
belajar secara umum, instruksi, dan belajar bersama.
Lima metode
kunci untuk merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu:
1)
Melindungi
pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan mengembangkan otonomi dan
kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi secara
pribadi yang relevan dengan pemelajar,
2)
Menciptakan
konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi
3)
Mengkondisikan
pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas belajar
4)
Mendorong
pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah laku yang
memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya; dan
5)
Mendorong
kesadaran belajar dan pengujian kesalahan (Hadi Mustofa, 1998).
Penataan dan
atau pengelolaan kelas dalam PAIKEM perlu mempertimbangkan enam elemen Constructivist
Learning Design (CDL) yang dikemukakan oleh Gagnon and Collay, yaitu situation,
groupings, bridge, questions, exhibit, and reflections.
Situation, terkait
dengan hal-hal berikut; apa tujuan episode pembelajaran yang akan dicapai, apa
yang diharapkan setelah siswa keluar ruangan kelas, bagaimana mengetahui bahwa
siswa telah mencapai tujuan, tugas apa yang diberikan kepada siswa untuk
mencapai tujuan, bagaimana deskripsi tugas tersebut (as a process of solving
problems, answering question, creating metaphors, making decisions, drawing
conclusions, or setting goals).
Grouping, dapat
dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau didasarkan pada karakteristik
materi.
Bridge, terkait
dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk menjembatani atara pengetahuan yang
telah dimiliki siswa sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dibangun
siswa.
Question, pertanyaan
apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain (panduan pertanyan apa yang
dapat mengintrodusir situasi, menata pengelompokan, dan membangun jembatan),
pertanyaan klarifikasi apa yang digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan
aktivitas belajar siswa.
Exhibit,
bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka melalui demonstrasi cara
berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau memenuhi tugas.
Reflections, bagaimana
siswa melakukan refleksi dalam menyelesaikan tugas mereka, apakah siswa ingat
tentang (feeling, images, and language of their thought), apa sikap,
proses, dan konsep yang akan dibawa siswa setelah keluar kelas.
2.5
SISTEM PENILAIAN PAIKEM
Sebuah
pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah ”Penilaian Mendorong Pembelajaran
?” atau apakah ”pembelajaran itu untuk mempersiapkan sebuah tes ? ” atau apakah
’Pembelajaran dan Tes’ tersebut dilakukan guna mendapatkan pengakuan tentang
kompetensi yang diperlukan siswa atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep PAKEM,
penilaian dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu
keberhasilan dalam proses maupun keberhasilan dalam lulusan (output).
Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan
senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan lulusan
(output) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan standar
kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum.
2.5.1 Jenis Penilaian Sesuai Dengan Pembelajaran Model PAIKEM
1.
Penilaian yang
sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan
proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2.
Tujuan
Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk:
(a) Menilai
Kemampuan Individual melalui tugas tertentu;
(b) Menentukan
kebutuhan pembelajaran;
(c) Membantu dan
mendorong siswa;
(d) Membantu dan
mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi
pembelajaran;
(e) Akuntabilitas lembaga;
dan
(f) Meningkatkan
kualitas pendidikan.
3.
Bentuk
penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara
itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek
lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4.
Dalam
pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya
dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk
penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.
2.6 HIPOTESIS PENELITIAN
Dengan Menggunakan Metode PAIKEM ini maka akan dapat :
1.
Menilai
kemampuan individual melalui tugas tertentu
2. Membantu dan mendorong guru untuk
mengajar yang lebih baik
3.
Menentukan strategi
pembelajaran
4.
Meningkatkan
kualitas pendidikan
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 METODE DAN DESAIN
Data yang deteliti dalam penelitian
ini menggunakan metode kwalitatif data akan dikumpulkan seacara deskriptif sehingga
mudah dalam pemecahan masalahnya.
Data yang diperoleh dalam penelitian dikumpulkan lalu
ditabulasi kemudian dihitung secara persentase, setelah itu dianalisis secara
deskriptif. Untuk mengetahui kualitas dari Pembelajaran Kelas SainTek & Reguler di SMPU Al-Yasini.
3.2 INSTRUMEN
PENELITIAN
Instrumen disusun secara chek list
oleh peneliti akan dibuat wawancara secara singkat kepada masing-masing
komponen lembaga SMP Al-Yasini.
3.3 SAMPLE
PENELITIAN
POPULASI
Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi SMPU Al-Yasini yang pada
saat ini terdapat 2 jenis pembagian kelas yaitu Unggulan ( SainTek) 91 anak
& Standard (Reguler) 209 anak.
SAMPLE
Penentuan sampel menggunakan metode Probabylity Sampling yaitu membuat
generalisasi dari sample tertentu terhadap populasi yang lebih besar dengan
menggunakan seleksi acak (random selection) diambil sampel 30 anak (33%) secara acak dari 3 kelas Saintek yang ada, 30 anak (15%) secara acak dari 7 kelas Reguler.
3.4 TEKNIS
ANALISIS DATA
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Observasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada objek penelitian.
2. Wawancara
adalah kegiatan diskusi antara peneliti dengan siswa untuk mendapatkan informasi.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis :
- Data primer yaitu data yang diperoleh dari siswa langsung dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis untuk mendapatkan jawaban diperlukan oleh peneliti.
- Data sekunder yaitu data guru dari lembaga SMPU Al-Yasini.
3.5 RENCANA BIAYA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian karya ilmiah untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada universitas
gunadarma, maka semua biaya penelitian ditanggung oleh penulis.
3.6 JADWAL WAKTU PENELITIAN
1. Minggu I:
Persiapan.
2. Minggu II – IV:
Pengumpulan data, pengolahan dan analisis data secara garis besar.
3.Minggu V – IX:
Penyusunan laporan draf, mulai dari BAB I sampai dengan BAB V
4. Minggu X - XII:
Laporan akhir
DAFTAR PUSTAKA
.Pengertian dan Ciri Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Kreatif, dan Menyanangkan) http://ideguru.wordpress.com/2010/04/19/pengertian-dan-ciri-pembelajaran-pakem-pembelajaran-aktif-kreatif-afektif-dan-menyenangkan/
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar:
dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ismail,
Bustamam. 2010. Pengembangan Model
Pembelajaran PAIKEM dengan Pendekatan SETS. http://wordpress.com/2007/07/04/pengembangan-model-pembelajaran-paikem-dengan-pendekatan-sets//
Pramudi, Lanjar. Upaya Peningkatan
Kompetensi Siswa Melalui Pembelajaran Inovatif
Purwanti, 2004. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan Metodologi Pengajaran. Bandung
:Tarsito
Sudjatmiko,2003. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta
Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif, efektif dan menyenangkan. http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan
menyenangkan/
Posting Komentar
Komentar Anda tidak merubah apapun...!